Ketua Panpel Ajak Masyarakat Tegakkan Kebenaran dan Keadilan terkait Tragedi Kanjuruhan
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Manajemen Arema FC, Ketua Panpel beserta tim pengacara memberikan keterangan pers terkait tragedi Kanjuruhan di Kantor Arema FC, Kota Malang, Jumat (7/10/2022). | Foto: Republika/Wilda Fizriyani
REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris mengajak seluruh suporter Indonesia untuk bersama-sama mengungkapkan kebenaran di balik tragedi Kanjuruhan. Hal ini penting guna menegakkan keadilan bagi para Aremania.
Abdul Haris juga mempertanyakan alasan tim pengamanan menembakkan gas air mata ke pintu-pintu evakuasi. Dia ragu alasan penembakan itu semata-mata untuk menghalau Aremania agar tidak masuk ke lapangan.
"Jadi kenapa ditembakkan ke pintu evakuasi, di pintu 12, 13, kenapa? Kenapa di sana? Di sana yang lihat itu adalah keluarga, anak-anak kecil, anak-anak wanita, yang masih umur belia. Mereka bukan suporter murni, mereka adalah keluarga," ungkap Abdul Haris.
Menurut Abdul Haris, pintu evakuasi saat ini tidak jauh berbeda dengan kejadian pada 2018 lalu. Tak hanya pintu, SOP pertandingan dan pengamanan juga tidak jauh berbeda. Seperti diketahui, penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan sempat terjadi pada 2018 lalu saat Arema FC melawan Persib Bandung. Peristiwa ini telah mengakibatkan satu Aremania meninggal dunia.
Ada pun mengenai penetapannya sebagai tersangka, Abdul Haris mengaku siap menerima. Dia juga ikhlas dan siap memikul tanggung jawab tersebut. Hal ini semata-mata atas nama kemanusiaan dan rasa takut terhadap siksa Allah SWT.
Jika ini menjadi bagian takdir, Abdul Haris tidak mempermasalahkannya. Dia juga menyinggung bahwa sepak bola pada dasarnya berkaitan dengan rasa tanggung jawab. "Jangan tanggung jawab ketika pertandingan lancar, juara. Tetapi ketika krusial, ketika terjadi tragedi, Ketua Panpel jadi penanggung jawab," jelasnya.