Jumat 07 Oct 2022 23:24 WIB

Ini Sejumlah Bukti Kesempurnaan Sifat Kasih Sayang Rasulullah SAW Terhadap Umatnya

Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok yang mencintai umatnya

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok yang mencintai umatnya
Foto: Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok yang mencintai umatnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama dan cendikiawan terkenal asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan beberapa ayat Alquran yang menunjukkan sifat kasih sayang Rasulullah SAW terhadap umatnya, khususnya Surat At Taubah ayat 129 dan surat Asy Syura ayat 23.

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ 

Baca Juga

"Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.” (QS At-Taubah [9]:129)

 قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلَّا الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰىۗ 

 "Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS Asy-Syura [42]:23)

Menurut Nursi, ayat di atas menggambarkan kesempurnaan sifat kasih sayang Rasulullah SAW terhadap umatnya. 

Selain itu, menurut dia, ada juga beberapa riwayat shahih yang menunjukkan kasih sayang Nabi Muhammad kepada umatnya.

“Ya, ada beberapa riwayat sahih yang menjelaskan sifat kasih sayang beliau yang sempurna terhadap umatnya,” jelas Nursi dikutip dari bukunya yang bejudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press, halaman 33-34. 

Dia mencontohkan, pada saat seluruh manusia dibangkitkan nanti, Rasulullah SAW menyeru dengan berkata, “Umatku, umatku.” 

Padahal di saat tersebut setiap orang, bahkan para nabi sekalipun, menyeru dengan ungkapan, “Diriku, diriku”. Menurut Nursi, mereka mengucapkan hal tersebut karena situasi yang mencekam dan menakutkan.

Dalam riwayat lain, di saat kelahirannya, ibu Rasulullah juga mendengar beliau mengucapkan, “Umatku, umatku.” Menurut Nursi, riwayat ini dibenarkan oleh para waliyullah yang telah mencapai tingkat kasyaf.

Demikian pula, lanjut dia, keseluruhan perjalanan hidup beliau yang harum semerbak, serta akhlak terpuji yang beliau tebarkan di alam yang bermahkotakan kasih sayang menjelaskan kesempurnaan kasih sayang beliau.

Selain itu, menurut Nursi, beliau memperlihatkan kasih sayang yang begitu besar terhadap umatnya dengan menampakkan rasa butuh beliau yang tak terhingga terhadap kiriman shalawat dari umatnya. Salawat tersebut menggambarkan sebegitu besar ikatan beliau yang penuh kasih terhadap kebahagiaan umatnya.

“Maka dari itu, sikap berpaling dari sunnah beliau yang mulia betul-betul merupakan satu bentuk kekufuran yang sangat besar, bahkan hal itu menjadi indikasi atas matinya hati nurani seseorang. Silakan menilai diri sendiri!,” kata Nursi.       

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement