REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Jatman, KH Mashudi, menyampaikan, kitab Simthu ad-Duror, sebagaimana kitab al-Barzanji,berisi bacaan- bacaan shalawat kepada Rasulullah. Di dalamnya juga memuat sejarah tentang perjuangan dan akhlak Nabi SAW, baik di keluarga, masyrakat, medan perang, maupun ketika berdakwah.
"Jadi, di dalam kitab maulid apa pun, termasuk Simthu ad-Duror, isinya adalah shalawat dan sirah Nabi Muhammad SAW," tutur dia.
Kiai Mashudi menjelaskan, penggalan-penggalan kalimat dalam kitab Simthu ad- Durorsudah terdapat dalam kitab al-Barzanji dan kitab-kitab maulid yang lain. Sebab, antara kitab-kitab maulid itu sebetulnya memiliki kesamaan dan saling bersinggungan karena sosok yang ditulisnya sama, yakni Nabi Muhammad SAW.
Namun, Simthu ad-Duror memiliki ciri khas tersendiri. Tulisan dalam kitab ini dirangkai dengan bahasa-bahasa pilihan dalam bentuk qasidah. Keindahan gaya bahasanya, atau balaghahnya, ada di tingkat tertinggi. Menurut Kiai Mashudi, gaya bahasa Simthu ad-Duror ibarat menggunakan kromo inggil, tingkatan bahasa paling tinggi dalam bahasa Jawa.