Sabtu 08 Oct 2022 12:02 WIB

AS Tambah Jumlah Perusahaan Teknologi China yang Masuk Daftar Hitam Perdagangan

Pembuat chip memori utama China Yantze Memory Technologies Co masuk daftar ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina-Amerika (ilustrasi).
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menambahkan pembuat chip memori utama China Yantze Memory Technologies Co (YMTC) dan 30 entitas China lainnya ke daftar perusahaan yang tidak dapat diperiksa oleh pejabat AS. Seperti dilansir dari laman Reuters, Sabtu (8/10/2022) daftar baru yang pertama dari serangkaian pembatasan baru yang diumumkan pada Jumat (7/10/2022) pada ekspor teknologi ke China yang bertujuan untuk memblokir kemajuan militer. 

Adapun tindakan keras itu termasuk pembatasan akses ke alat pembuat chip bagi perusahaan China termasuk YMTC. Senator AS dari kedua belah pihak telah menyerukan agar YMTC, produsen chip China yang berkembang pesat, ditempatkan pada daftar hitam perdagangan yang dikenal sebagai daftar entitas. Perusahaan, yang didirikan pada 2016, menimbulkan ancaman langsung bagi perusahaan chip AS.

Baca Juga

YMTC dan kedutaan besar China di Washington tidak menanggapi permintaan komentar. YMTC sedang diselidiki oleh Departemen Perdagangan atas apakah itu melanggar kontrol ekspor AS dengan menjual chip ke perusahaan telekomunikasi China yang masuk daftar hitam Huawei Technologies Co Ltd.

Chipnya juga sedang dievaluasi oleh Apple Inc dimasukkan dalam beberapa iPhone-nya di China, menjadi perhatian utama anggota parlemen AS dan pemerintahan Biden.

Perusahaan ditambahkan ke daftar yang belum diverifikasi karena Amerika Serikat tidak dapat menyelesaikan kunjungan di lokasi untuk menentukan apakah mereka dapat dipercaya untuk menerima ekspor teknologi sensitif dari Amerika Serikat. Inspeksi AS terhadap perusahaan China memerlukan persetujuan dari kementerian perdagangan China.

Eksportir AS harus melakukan uji tuntas tambahan sebelum mengirim barang ke entitas yang ditempatkan pada daftar tidak terverifikasi. Di bawah kebijakan baru pemerintahan Biden, jika pemerintah mencegah pejabat AS melakukan pemeriksaan lokasi di perusahaan yang menempatkan daftar tidak terverifikasi, Washington akan memulai proses untuk menambahkan mereka ke daftar entitas setelah 60 hari.

Daftar entitas YMTC akan semakin meningkatkan ketegangan dengan Beijing dan memaksa pemasok AS-nya untuk mencari lisensi yang sulit diperoleh dari pemerintah AS sebelum mengirim mereka bahkan barang-barang berteknologi paling rendah sekalipun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement