REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada memberlakukan larangan masuk bagi 10 ribu anggota rezim Iran, termasuk Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan, dia akan menempatkan Iran di bawah "ketentuan paling kuat" dari tindakan imigrasi.
“Ini tindakan terkuat yang harus kita lakukan setelah negara dan entitas negara,” kata Trudeau, dilansir Alarabiya, Sabtu (8/10/2022).
Trudeau mencatat, larangan itu diterapkan terhadap rezim Iran karena kejahatan perang atau genosida. Mereka yang masuk dalam daftar tidak akan dapat diterima di Kanada selamanya dan dilarang memiliki aset atau melakukan transaksi keuangan.
Ribuan warga Kanada dalam beberapa pekan terakhir menggelar aksi protes yang dipicu kematian Mahsa Amini (22 tahun) saat berada dalam tahanan. Amini ditangkap polisi moral Iran karena tidak menggunakan jilbab sesuai aturan.
Ottawa telah menerapkan sanksi atas program nuklir Iran. Kanada juga menekan Teheran untuk memberikan kompensasi kepada keluarga korban penerbangan PS752 yang ditembak jatuh pada Januari 2020, yang menyebabkan 176 orang tewas, termasuk 85 warga negara Kanada dan penduduk tetap.
“Rezim Iran adalah sponsor negara terorisme. Ini represif, teokratis, dan misoginis,” kata Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland dalam konferensi pers.
Trudeau dan Freeland juga mengatakan, Ottawa akan memperluas sanksi (ekonomi) yang menargetkan individu dan entitas di Iran. Kanada juga akan mencegah pencucian uang oleh Iran di negara ini.