Sabtu 08 Oct 2022 16:51 WIB

MTsN 19 Jaksel Beri Pendampingan Intens kepada Korban Tembok Roboh

Pendampingan korban oleh MTsN 19 dilakukan agar rasa trauma bisa segera hilang

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga memasuki garis polisi yang terpasang di lokasi peristiwa tembok roboh akibat banjir di MTsN 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Junat (7/10/2022). Peristiwa banjir yang mengakibatkan tembok pembatas sekolah roboh hingga menewaskan 3 orang siswa dan 1 orang luka tersebut terjadi pada Kamis (6/10/2022) kemarin sekitar pukul 14.50 WIB. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Kementerian PUPR akan segera memperbaiki fasilitas MTsN 19 Pondok Labu secara total usai dilanda banjir. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga memasuki garis polisi yang terpasang di lokasi peristiwa tembok roboh akibat banjir di MTsN 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Junat (7/10/2022). Peristiwa banjir yang mengakibatkan tembok pembatas sekolah roboh hingga menewaskan 3 orang siswa dan 1 orang luka tersebut terjadi pada Kamis (6/10/2022) kemarin sekitar pukul 14.50 WIB. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Kementerian PUPR akan segera memperbaiki fasilitas MTsN 19 Pondok Labu secara total usai dilanda banjir. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Hubungan Masyarakat (Humas) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan Gozali menyebutkan pihaknya memberikan pendampingan secara intens kepada korban yang selamat usai kejadian tembok roboh pada Kamis (6/10/2022).

"Yang jelas kita terus melakukan pendampingan karena masih ada korban. Pendampingan mulai dari rumah sakit kemudian seperti pemandian, pengafanan, hingga pemakaman terus kita dampingi," kata Gozali saat ditemui di MTsN 19, Jakarta Selatan, Sabtu (8/10/2022).

Baca Juga

Gozali menjelaskan pihak sekolah terus melakukan berbagai pendampingan termasuk kegiatan bersama untuk memulihkan emosi korban hingga keluarga korban yang ditinggalkan. Menurut dia, penting untuk memperhatikan emosi semua pihak agar rasa trauma bisa segera hilang dan terobati sehingga bisa beraktivitas seperti sedia kala.

"Kita juga hadir di rumah korban ketika kegiatan keagamaan tersebut. Kita pantau terus dan berkomunikasi dengan pihak keluarga," tutur Gozali.

Terlebih, pihak sekolah juga memberikan penyembuhan trauma (trauma healing) kepada siswa dan guru agar saat pembelajaran mereka merasa aman dan kondusif. "Mulai Senin kita sudah lakukan kegiatan seperti trauma healing kepada siswa dan guru, kemudian juga melakukan sosialisasi di tempat yang baru untuk pembelajaran ke depan itu yang kita lakukan," ujar Gozali.

Hujan deras yang berlangsung pada Kamis siang tersebut menyebabkan air masuk ke lapangan MTsN 19 Jakarta Selatan. Tembok pembatas sekolah roboh menimpa tembok panggung tempat anak bermain. Akibatnya, tiga siswa meninggal dan dua siswa dirawat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement