Ahad 09 Oct 2022 06:34 WIB

Diduga Ada Pelecehan Seksual, Satgas PPKS UNS Minta Korban Melapor

Ketua Satgas PPKS UNS meminta korban pelecehan seksual untuk melaporkannya.

Rep: c02/ Red: Bilal Ramadhan
Mahasiswa di pintu gerbang Universitas Sebelas Maret (UNS), Kota Solo, Jawa Tengah. Ketua Satgas PPKS UNS meminta korban pelecehan seksual untuk melaporkannya.
Foto: Dok UNS
Mahasiswa di pintu gerbang Universitas Sebelas Maret (UNS), Kota Solo, Jawa Tengah. Ketua Satgas PPKS UNS meminta korban pelecehan seksual untuk melaporkannya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Viral di media sosial soal unggahan  terkait dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkup kampus Universitas Sebelas Maret (UNS).

Unggahan yang viral tersebut di upload melalui akun Twitter atas nama @promaagbos, Jumat (7/10/2022) 02.26 WIB siang. Disana diceritakan bahwa ada beberapa korban pelecehan yang dimana korban dan pelakunya adalah sesama jenis.

Baca Juga

"PELECEHAN SEKSUAL DAN PENCEMARAN NAMA BAIK OLEH PRESBEM FAKULTAS 2022! Aku sebagai saksi bikin thread ini udah disetujui korban dan biar ga ada korban lain. Cerita ini berdasarkan kesaksian tiga korban dan aku bagi jadi dua topik. Pelaku dan korban adalah laki-laki," kata akun @promaagbos.

Hingga Sabtu (8/10/2022) petang pukul 18.36 WIB, kutipan tersebut telah mendapat respon dari banyak netizen. Setidaknya, unggahan tersebut telah di retweet sebanyak 4.470, 1.334 Tweet Kutipan, dan 20 ribu like.

Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) UNS Ismi Dwi Astuti Nurhaeni mengatakan pihaknya sudah memantau terkait informasi dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkup kampus. Namun ia menjelaskan bahwa sampai hari ini belum ada laporan dipihaknya yang masuk terkait kasus tersebut.

"Kami sebagai Satgas PPKS di perguruan tinggi sudah memantau (unggahan itu) sejak kemarin sore sampai tadi. Tapi kasus kekerasan seksual kan sifatnya delik aduan, jadi memang harus ada yang melapor dulu. Namun sampai tadi dan sampai saat ini belum ada laporan masuk," kata Ismi ketika dihubungi, Sabtu (8/10/2022).

Tak tinggal diam, pihaknya juga mencoba mengunggah di Instagram tentang pernyataan sikap mengenai kasus tersebut. Terbilang sudah sembilan jam lalu sejak unggahan tersebut hingga, Sabtu (8/10/2022).

"Kami merespons menggunakan Instagram @satgasppks.uns kami sudah mempost pernyataan sikap. Nah pernyataan sikap itu secara khusus kami menyebutkan tidak mentolerir segala bentuk kekerasan," terangnya.

Selain itu, Ismi meminta apabila ada teman dekat yang mengenal korban untuk segera melapor. Pasalnya, agar pihaknya bisa langsung mengusut kasus tersebut. 

"Ya boleh korban boleh pihak-pihak yang mengenal dekat dengan korban. Kami sebetulnya di satgas ada 9 yang terdiri dari 3 orang dosen satu tenaga pendidikan dan 5 orang dari mahasiswa. Kami tadi rapat bertemu siang ini pukul 13.30 WIb. Nantinya anggota yang mahasiswa ini juga terus bergerak untuk mencoba mendekati korban. Namun, pihak BEM (yang diduga terjadi kasus pelecehan) saat ini bergerak menangani kasus itu secara internal. Sedangkan untuk korban agar sedia melapor karena begitu melapor kita bergerak menindaklanjuti begitu," katanya.

Sementara itu, salah satu perwakilan dari pihak BEMSV UNS yang diduga ada oknum yang terlibat mengatakan pihaknya sudah menyatakan sikap. Diantaranya adalah menentang segala bentuk kasus kekerasan seksual.

"BEM SV sendiri pada intinya menentang segala bentuk kasus KS. Langkah selanjutnya kami sedang fokus pengawalan kasus ini dalam rangka menunggu keputusan hukum dari lembaga yang berwenang, yakni SATGAS PPKS UNS," terang wakil BEMSV UNS, Muhammad Washul. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement