Senin 10 Oct 2022 01:20 WIB

PBB Berusaha Perpanjang Kesepakatan Gandum Ukraina

Perpanjangan diharapkan dapat berlangsung setahun ke depan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Sebelum perang, Ukraina dipandang sebagai lumbung roti dunia, mengekspor 4,5 juta ton hasil pertanian per bulan melalui pelabuhannya. Jutaan ton biji-bijian telah terjebak karena penyumbatan Rusia sejak Februari. Di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB bulan lalu, Rusia setuju untuk tidak menargetkan kapal yang sedang transit, dan kapal gandum mulai meninggalkan Ukraina karena harapan tumbuh untuk stabilitas ekspor.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Sebelum perang, Ukraina dipandang sebagai lumbung roti dunia, mengekspor 4,5 juta ton hasil pertanian per bulan melalui pelabuhannya. Jutaan ton biji-bijian telah terjebak karena penyumbatan Rusia sejak Februari. Di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB bulan lalu, Rusia setuju untuk tidak menargetkan kapal yang sedang transit, dan kapal gandum mulai meninggalkan Ukraina karena harapan tumbuh untuk stabilitas ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --  Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berusaha memperpanjang dan memperluas kesepakatan gandum Ukraina atau dikenal dengan inisiatif Black Sea Grain selama satu tahun.  Kesepakatan itu awalnya ditandatangani selama 120 hari dan berakhir pada November

Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan, organisasi itu sedang mencoba menghilangkan ketidakpastian tentang keberlangsungan inisiatif yang didorong oleh Turki. "Kami mencoba menghilangkan ketidakpastian untuk memastikan bahwa orang-orang secara terbuka mengatakan bahwa, 'ya, ini akan diperpanjang satu tahun lagi.' Tapi kami belum sampai di sana, dan kami fokus ke sana," kata Dujarric dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Menurut keterangan Dujarric, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menghabiskan banyak waktu di telepon mencoba membuka blokir dari berbagai birokrasi yang menghentikan perdagangan pupuk Rusia dan biji-bijian Rusia yang difasilitasi oleh inisiatif tersebut. Pihak berwenang Rusia telah mengeluh bahwa sanksi Barat menghambat ekspor biji-bijian dan pupuk negara itu meskipun ada kesepakatan.

Turki, PBB, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan penting pada 22 Juli untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina, Odesa, Chornomorsk dan Yuzhny untuk mengatasi krisis pangan global. Pembukaan ini membuka arus pengiriman gandum yang telah macet selama berbulan-bulan karena perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement