REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON – Hujan mereda di New South Wales Australia pada Ahad (9/10/2022). Pihak berwenang terus memperingatkan orang-orang untuk waspada terhadap meningkatnya air banjir, karena hujan berhari-hari di sebagian besar negara bagian terpadat itu telah menggenangi sungai dan menyebabkan banjir.
Bendungan dan sungai hampir penuh, pejabat terus memperingatkan pengendara untuk menghindari jalan yang tergenang air selama akhir pekan terakhir liburan musim semi sekolah. Sedangkan bagi warga yang kembali dari acara balap motor Bathurst 1000 untuk berhati-hati.
"Di luar sana sangat berbahaya di jalan, dan kami melihat banyak banjir bandang dan sungai-sungai masih naik," kata Komisaris Layanan Darurat Negara Bagian New South Wales, Carlene York.
Layanan darurat menanggapi 343 permintaan bantuan semalaman dan melakukan 21 penyelamatan terkait banjir. Sejumlah kecil warga, terutama di barat laut Sydney, telah diminta untuk mengungsi karena banjir dan Layanan Darurat Negara telah mengeluarkan 94 peringatan banjir.
"Matahari mungkin muncul di berbagai bagian negara bagian, kami mungkin melihat beberapa kondisi kering saat ini, tetapi sungai kami terus naik dan kami tahu bahwa ada peristiwa lain yang akan datang," kata Menteri Layanan Darurat Negara Bagian, Steph Cooke.
Cooke menyatakan, ombak besar, angin kencang, dan tanah yang basah dapat menyebabkan tanah longsor. Dia mengatakan, banjir di pedalaman New South Wales akan terus menjadi masalah bagi masyarakat tidak hanya selama beberapa pekan ke depan, tetapi selama berbulan-bulan. Badai lain diperkirakan akan melanda negara bagian itu mulai Rabu (12/10/2022), membawa lebih banyak hujan.
Bagian timur Australia berada dalam cengkeraman peristiwa cuaca La Nina yang langka selama tiga tahun berturut-turut, terkait dengan peningkatan curah hujan.
Sydney pada Kamis (7/10/2022), mencatat tahun terbasah sejak pencatatan dimulai pada 1858, dengan hampir tiga bulan tersisa untuk menuju 2023.
Banjir yang menghancurkan telah berulang kali melanda pantai timur Australia tahun ini. Pada Maret, air yang naik memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka dan sedikitnya 13 orang meninggal.