REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024 merupakan kewenangan Megawati Soekarnoputri. Namun ia menyampaikan, partainya tak akan memilih sosok calon presiden (capres) untuk mengincar efek ekor jas atau coattail effect.
"PDI Perjuangan tidak calonkan untuk berburu ekor jas, efek ekor jas. Kita calonkan pemimpin terhadap kesadaran masa depan, karena jadi pemmpin bangsa tidak ringan," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Ahad (9/10/2022).
Ia mengatakan, memimpin Indonesia lewat jabatan presiden tidaklah mudah. Karenanya, sosok capres perlu disiapkan dengan matang dan mencermati dinamika yang menjadi harapan rakyat.
"Itu yang akan dijawab PDI Perjuangan, jadi sabar saja. Saya juga kemarin tanya Bu Mega, Bu gimana pembahasan capres-cawapres? Ibu jawab 'sabar aja, tunggu momentumnya'," ujar Hasto.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arif Wibowo mengatakan bahwa pihaknya memiliki mekanisme dalam mengusung seseorang menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). PDIP disebutnya berhati-hati dalam proses tersebut.
"Jadi kita memang berhati-hati betul," ujar Arif dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Algoritma Research & Consulting, Ahad (21/8/2022).
PDIP, jelas Arif, akan melihat rekam jejak dan prestasi seorang calon potensial di jabatan-jabatan sebelumnya. Partainya tegas tak hanya mengandalkan popularitas ketika ingin mengusung capres dan cawapres.
"Kita punya langkah sendiri, strategi sendiri bahwa setiap capres cawapres yang akan maju ke depan tidak saja mengandalkan pada popularitas, tapi memang memiliki satu track record pengalaman yang cukup, yang memadai, yang teruji," ujar Arif.
Baca juga : PDIP Jamin Anies Kalah di Jateng saat Pilpres 2024