REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jajak pendapat menemukan dukungan terhadap Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida turun hingga ke titik terendahnya dalam satu masa jabatannya. Ia masih dibayangi hubungan partainya, Liberal Democratic Party (LDP) dengan Gereja Unifikasi.
Kishida kesulitan mengatasi lonjakan amarah publik atas hubungan LDP dengan gereja yang terungkap usai pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Tersangka mengatakan gereja itu membuat ibunya bankrut dan menyalahkan Abe yang telah mempromosikannya. Para kritikus menyebut gereja yang didirikan di Korea Selata pada tahun 1950-an itu sebagai sekte.
Jajak pendapat yang dirilis surat kabar Kyodo, Ahad (9/10/2022) menunjukkan dukungan pada kabinet Kishida turun dari 40 persen bulan lau menjadi 35 persen. Angka terendah sejak Kishida mulai menjabat pada Oktober 2021 lalu. Sekitar 48 persen responden mengatakan tidak mendukung kabinetnya.
Sekitar 83 persen mengatakan LDP tidak mengungkap cukup banyak hubungan antara anggota parlemennya dengan Gereja Unifikasi. Hanya 13 persen responden yang mengatakan LDP sudah melakukannya.
LDP mengakui banyak anggotanya di parlemen yang memiliki hubungan dengan gereja itu. Tapi tidak ada hubungan organisasi dengan partai. Gereja yang anti-komunis itu mengatakan sayap politiknya dekat dengan politisi dari LDP karena kedekatan ideologis walaupun kedua organisasi tidak memiliki hubungan langsung.
Dalam jajak pendapat Kydo sekitar 79 persen responden mengatakan mereka terdampak pada kenaikan harga pangan, utilitas dan kebutuhan lainnya. Hanya 21 persen yang mengatakan tidak merasakan dampak apa-apa.
Data terbaru menunjukkan inflasi 2,8 persen pada Agustus lalu merupakan tertinggi dalam delapan tahun terakhir. Melebihi target bank sentral yang sebesar 2 persen untuk kelima kalinya berturut-turut sementara kenaikan harga bahan baku dan pelemahan yen semakin meluas.