Senin 10 Oct 2022 05:54 WIB

Skotlandia Yakin Bisa Gelar Referendum Kemerdekaan dari Inggris

Dalam plebisit 2014, 55 persen warga Skotlandia menolak kemerdekaan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
bendera skotlandia. Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan, dia yakin referendum kedua terkait kemerdekaan Skotlandia dari Inggris dapat berlangsung pada Oktober tahun depan.
Foto: REUTERS/Carlo Allegri
bendera skotlandia. Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan, dia yakin referendum kedua terkait kemerdekaan Skotlandia dari Inggris dapat berlangsung pada Oktober tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan, dia yakin referendum kedua terkait kemerdekaan Skotlandia dari Inggris dapat berlangsung pada Oktober tahun depan. Pengadilan tinggi Inggris, pada Selasa (4/10/2022) mulai mendengarkan argumen untuk mengizinkan pemungutan suara pemisahan diri tanpa persetujuan dari Perdana Menteri Inggris Liz Truss dan pemerintahnya.

"Ya, saya yakin itu bisa terjadi. Mari kita tunggu dan lihat apa yang dikatakan pengadilan. Saya yakin Skotlandia akan merdeka,” kata Sturgeon saat diwawancara stasiun televisi BBC tentang potensi digelarnya referendum kemerdekaan Skotlandia dari Inggris, Ahad (9/10/2022).

Baca Juga

Sturgeon berpendapat, ketika pemilih mendukung partai-partai pro kemerdekaan dalam pemilihan parlemen Skotlandia tahun lalu, ada mandat bagi mereka mengajukan rancangan undang-undang (RUU) untuk mengadakan referendum pada 19 Oktober 2023.

Dalam plebisit 2014, yang disetujui pemerintah Inggris, sebanyak 55 persen warga Skotlandia menolak kemerdekaan. Sementara 45 persen lainnya mendukung gagasan tersebut. Namun, Scottish National Party (SNP) berpendapat bahwa keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa dua tahun kemudian adalah pengubah permainan.