REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan 12 orang tewas dalam serangan ke Kota Zaporizhzhia pada Ahad (9/10/2022) dini hari. Sebanyak 49 orang yang terluka sedang dirawat di rumah sakit, termasuk enam anak-anak.
Gubernur Wilayah Zaporizhzhia Oleksandr Starukh mengatakan gedung sembilan lantai hancur sebagian dalam serangan tersebut. Lima gedung tempat tinggal dan bangunan lainnya juga hancur dalam 12 tembakan rudal Rusia.
"Mungkin banyak orang yang masih di bawah puing-puing, operasi penyelamatan sedang dilakukan di lokasi kejadian, sembilan orang sudah berhasil diselamatkan," kata Starukh di aplikasi kirim pesan Telegram.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengkonfirmasi jumlah korban. Ia berjanji siapa yang memerintahkan serangan dan melakukan serangan "tanpa belas kasihan" akan dimintai pertanggung jawabannya.
Pejabat Kota Zaporizhzhia Anatoliy Kurtev mengatakan 17 orang tewas dalam serangan ke komplek apartemen dan bangunan tinggi. Kantor berita Reuters belum dapat memverifikasi laporan itu.
Beberapa pekan terakhir kota yang terletak sekitar 52 kilometer dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dikuasai Rusia itu kerap diserang. Pada Kamis (6/10/2022) lalu sebanyak 18 orang tewas dalam serangan.
Serangan pada Sabtu (8/10/2022) memutus listrik di PLTN. Kiev dan Moskow saling menyalahkan tentang siapa yang menembak PLTN terbesar di Eropa. Serangan merusak gedung-gedung dan mengancam insiden bencana nuklir.
Rusia menguasai PLTN Zaporizhzhia sejak awal invasi ke Ukraina. Tapi Kota Zaporizhzhia yang merupakan ibukota wilayah masih dikuasai Ukraina.