Senin 10 Oct 2022 11:38 WIB

Omzet Pasar Murah di Kota Bandung Tembus Rp 1 Miliar

Kegiatan pasar murah merupakan langkah yang diperlukan untuk menyetabilkan harga.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Warga membeli bahan pokok di Pasar Murah di Taman Tematik, Jalan Srigunting, Andir, Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menggelar Pasar Murah yang menjual berbagai bahan pokok di 30 kecamatan di Kota Bandung. Pasar Murah tersebut digelar sebagai upaya menguragi dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga membeli bahan pokok di Pasar Murah di Taman Tematik, Jalan Srigunting, Andir, Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menggelar Pasar Murah yang menjual berbagai bahan pokok di 30 kecamatan di Kota Bandung. Pasar Murah tersebut digelar sebagai upaya menguragi dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengungkapkan omzet dari kegiatan pasar murah yang digelar selama 10 hari di 30 kecamatan diperkirakan tembus mencapai Rp 1 miliar. Hingga hari ke sembilan, omzet telah mencapai Rp 913.715.900.

"Total penjualan dari hari pertama sampai ke sembilan ini kita sudah di Rp 913.715.900 menunjukan hampir tiap hari rata-rata seratus juta. Kalau ditambah hari ini saya yakin tembus di atas Rp 1 miliar karena nambah tiga kecamatan Cicendo, Sukasari dan Mandalajati," ujar Kadisdagin Kota Bandung Elly Wasliah, Senin (10/10/2022).

Dia mengatakan, kegiatan pasar murah dilaksanakan sejak 19 September hingga 10 Oktober. Dalam sepekan dilaksanakan pasar murah tiap tiga hari dengan per hari untuk tiga kecamatan.

Elly mengatakan, kegiatan pasar murah dilaksanakan sebagai antisipasi dampak kenaikan BBM dan mencegah praktik inflasi. Harga yang dijual di pasar murah relatif lebih murah dibandingkan yang dijual di pasaran.

"Gas tiga kilogram di pasar Rp 23-24 ribu sekarang dijual dari pangkalan Rp 16.500 syarat KTP Kota Bandung. Beras medium per lima kilogram dijual Rp 42 ribu berarti satu kilogram Rp 8.400 sedangkan di pasar sudah Rp 10 ribu per kilogram dan telur dijual Rp 23 per kilogram serta minyak kita dijual Rp 22 ribu per dua liter," katanya.

Dia mengatakan, respons masyarakat mengikuti kegiatan pasar murah sangat positif. Menurutnya, kegiatan pasar murah ideal dilaksanakan di 151 kelurahan namun saat ini masih dilaksanakan di 30 kecamatan karena terkait masalah anggaran.

Dalam waktu dekat, kata dia, Disdagin akan melaksanakan bazzar murah pada bulan November sebanyak dua kali. Kegiatan tersebut dilaksanakan jelang Hari Natal dan Tahun Baru 2023 mendatang.

Anggota DPRD Kota Bandung Aan Andi Purnama mengatakan, kegiatan pasar murah merupakan langkah yang diperlukan untuk menyetabilkan harga. Serta membantu masyarakat menengah ke bawah.

"Saya harapkan pasar murah ke depan bisa per kelurahan lebih efektif tapi memang kegiatan seperti ini harus sering dilakukan membantu masyarakat," katanya.

Dia menilai, tahun 2023 kondisi ekonomi dunia diperkirakan tidak stabil dan akan  berdampak kepada masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah harus menyiapkan langkah-langkah antisipasi seperti pasar murah.

"Kalau bisa sebulan sekali idealnya, kalau 30 kecamatan sebulan sekali efektif. Apapun program bisa membantu masyarakat di DPRD akan mendukung apalagi sekarang pembahasan anggaran kita dorong program prioritas pasar murah seperti ini dirasakan masyarakat," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement