Senin 10 Oct 2022 13:07 WIB

Anies: TPST Bantar Gebang Mampu Olah 3.000 Ton Sampah Jadi Bahan Bakar

Hasil pengolahan sampah berupa RDF tersebut akan diserap dua pabrik semen.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) meninjau fasilitas pengolahan sampah Landfill Mining dan RDF Plant di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/10/2022). Pada kunjungannya Anies Baswedan meninjau sarana pendukung di tempat pengolahan sampah tersebut yang progres pembangunanannya saat ini telah mencapi 83 persen dan ditargetkan selesai pada bulan Desember 2022.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) meninjau fasilitas pengolahan sampah Landfill Mining dan RDF Plant di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/10/2022). Pada kunjungannya Anies Baswedan meninjau sarana pendukung di tempat pengolahan sampah tersebut yang progres pembangunanannya saat ini telah mencapi 83 persen dan ditargetkan selesai pada bulan Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang secara bertahap mampu mengolah hingga maksimal 3.000 ton sampah per hari menjadi bahan bakar ramah lingkungan (Refuse Derived Fuel/RDF). "Jadi secara bertahap nanti mengolah tumpukan sampah di Bantargebang menjadi RDF," kata Anies saat pembukaan awal (soft opening) proyek pengolahan sampah di TPST Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/10/2022).

Sebagai tahap awal, TPST Bantargebang ditargetkan mengolah masing-masing 1.000 ton sampah baru dan 1.000 ton tumpukan sampah lama menjadi sekitar 700-750 ton RDF per hari. Dengan pengolahan sampah itu, tumpukan sampah di TPST Bantargebang dapat dikurangi secara bertahap mengingat jumlah sampah dari Jakarta yang dikirim ke TPST itu mencapai sekitar 7.500 ton per hari yang diangkut sekitar 1.200 truk.

Baca Juga

Hasil pengolahan sampah berupa RDF tersebut akan diserap dua pabrik semen, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI). Kedua perusahaan itu telah menandatangani nota kesepakatan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI di sela pembukaan asal tersebut, yang akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama jual beli RDF.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto menjelaskan, Indocement menyatakan siap membeli 550 ton per hari. Sedangkan SBI akan memanfaatkan sebesar 150 ton RDF per hari. "Berkaitan dengan harga jual RDF saat ini sedang dikaji DLH yang juga mempertimbangkan harga batu bara serta kualitas RDF terhadap batu bara untuk industri semen," kata Asep.

Sampah tersebut diolah di tempat pengolahan RDF pada lahan seluas 7,4 hektare yang dibangun sepak Februari 2022 ditargetkan rampung pada Desember 2022 dan beroperasi penuh pada Januari 2023. Saat ini, lanjut Asep, pembangunan fasilitas itu sudah mencapai 82 persen.

Asep menambahkan, fasilitas pengelolaan sampah RDF itu menelan anggaran sekitar Rp 1 triliun menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 456,3 miliar dan sebesar Rp 613,9 miliar dari APBD DKI 2022.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement