Senin 10 Oct 2022 16:42 WIB

Harga Kedelai Tembus Rp 13 Ribu per Kg, Perajin Tahu-Tempe Perkecil Ukuran

Produsen tahu tempe sebut harga kedelai terus naik hingga 60 persen sejak tahun lalu

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengeluhkan harga kedelai yang terus mengalami kenaikan. Program subsidi kedelai sebesar Rp 1.000 per kg diharapkan dapat segera direalisaisikan bagi para perajin tahu tempe.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengeluhkan harga kedelai yang terus mengalami kenaikan. Program subsidi kedelai sebesar Rp 1.000 per kg diharapkan dapat segera direalisaisikan bagi para perajin tahu tempe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengeluhkan harga kedelai yang terus mengalami kenaikan. Program subsidi kedelai sebesar Rp 1.000 per kg diharapkan dapat segera direalisaisikan bagi para perajin tahu tempe.

Ketua Gakoptindo, Aip Syarifuddin, mengatakan, harga kedelai impor di tingkat perajin sudah tembus Rp 13 ribu per kg dari bulan lalu masih di kisaran Rp 12 ribu per kg. Level harga kedelai tercatat telah naik lebih dari 60 persen sejak tren harga kedelai tahun lalu sekitar Rp 8.000 per kg.

"Harga kedelai naik terus, walaupun ada subsidi harga kedelai tetap tinggi juga," kata Aip kepada Republika.co.id, Senin (10/10/2022).

Dampak dari kenaikan harga kedelai itu, Aip mengatakan, para perajin menyiasatinya dengan mengecilkan ukuran tempe maupun tahu di samping menaikkan harga.

Selain itu, juga terdapat perajin yang memilih mengurangi produksi akibat keterbatasan modal. "Lalu yang terakhir, bagi yang tidak mampu mengurangi produksi ya berhenti produksi. Itu banyak," katanya.

Adapun dengan tingkat harga kedelai saat ini, Aip mengatakan harga jual tahu dan tempe berkisar antara Rp 11 ribu per kg hingga Rp 14 ribu per kg, naik dari tahun lalu di kisaran Rp 8-Rp 11 ribu per kg.

Soal subsidi kedelai yang akan diperpanjang pemerintah, ia menjelaskan, saat ini pencairan subsidi masih menunggu data koperasi tahu dan tempe penerima yang akan ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

Ia mengatakan, para koperasi juga sudah selesai mengurus perizinan usahanya sehingga nantinya dapat menerima subsidi. "Intinya, kalau boleh urusan administrasi tidak usah ribet, karena masalah administrasi, perajin tahu dan tempe itu kurang bagus," kata dia.

Badan Pangan Nasional (NFA), sebelumnya mendorong kembali dijalankannya program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe. Hal tersebut untuk membantu para pengrajin tahu dan tempe agar tetap berproduksi di tengah lonjakan harga komoditas kedelai saat ini.

Menurut Arief, usulan untuk melanjutkan kembali program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe tersebut telah disepakati dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian dan akan dijalankan sampai dengan 31 Desember 2022.

Ia menjelaskan program subsidi kedelai telah dilaksanakan sejak bulan April sampai dengan Juli 2022 dalam empat tahap pelaksanaan, dengan realisasi penyaluran kedelai yang terus meningkat di setiap tahapannya.

Pada tahap awal pelaksanaan, Tahap I (April 2022) realisasi penyaluran kedelai mencapai 12.256 ton, Tahap II (Mei 2022) meningkat menjadi 16.472 ton, Tahap III (Juni 2022) menyentuh 23.146 ton, dan Tahap IV (Juli 2022) kembali meningkat menjadi 28.417 ton.

“Dalam 4 bulan pelaksanaan, program ini telah menyalurkan sebanyak 80.292 ton kedelai kepada pengrajin tahu dan tempe yang tersebar di 16 provinsi. Hal tersebut menunjukan tingginya kontribusi program ini terhadap perputaran sektor usaha tahu dan tempe,” ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement