Senin 10 Oct 2022 19:20 WIB

BNPB Catat Rekor 70 Kejadian Bencana dalam Sepekan

Sebanyak 70 kejadian bencana selama sepekan dari 3-9 Oktober 2022.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Banjir menggenangi setir mobil di kawasan pemukiman di Denpasar, Bali, Indonesia, 08 Oktober 2022. Wilayah tersebut mengalami banjir akibat hujan deras berhari-hari.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Banjir menggenangi setir mobil di kawasan pemukiman di Denpasar, Bali, Indonesia, 08 Oktober 2022. Wilayah tersebut mengalami banjir akibat hujan deras berhari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 70 kejadian bencana selama sepekan dari 3-9 Oktober 2022. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, 69 kejadian adalah bencana hidrometeorologi basah mulai banjir, tanah longsor, cuaca ekstrim dan satu kebakaran hutan dan lahan.

"Minggu ini kita rekor ya dalam artian, dalam tanda kutip jumlah kejadian bencana kita sangat besar, ada 70 kejadian bencana secara total," ujar Abdul Muhari dalam paparannya secara daring, Senin (10/10/2022).

Baca Juga

Dia memerinci, dari 70 kejadian ini di antaranya 36 kali kejadian banjir, 18 kejadian longsor dan 15 kejadian cuaca ekstrem. Dampak dari bencana ini, kata Muhari, membuat 150.322 jiwa masyarakat terdampak khususnya banjir.

Dia mengatakan, hingga saat ini daerah yang masih terendam dan terdapat pengungsian  80 titik di Kabupaten Aceh Utara.

"Aceh Utara intensitas hujannya masih cukup tinggi sehingga air banjir masih belum surut sampai saat ini," ujarnya.

Selain itu, bencana dalam sepekan ini juga mengakibatkan korban jiwa 10 warga meninggal. Korban meninggal di antaranya tiga orang akibat banjir di Cilandak, Jakarta Selatan, satu orang di Aceh Utara, satu orang akibat cuaca ekstrem di Cilacap dam lima orang di Bali.

Sebagaimana laporan BPBD Bali terjadi banjir, angin puting beliung, cuaca ekstrem dan tanah longsor yang mengakibatkan secara total korban cukup signifikan.

"Kalau kita bicara banjir mungkin kita tidak akan mengalami adanya korban meninggal, tapi minggu ini kita ikut bersimpati berduka cita ada 10 warga yang meninggal," ujar Muhari.

Dia mengatakan, distribusi bencana dominannya terjadi di Jawa dan Sumatera. Sumatera umumnya di bagian utara Pulau Sumatera dan bagian selatan. Sedangkan di Jawa merata di pesisir selatan Jawa.

Menurutnya, fenomena badai di tanggal 7 Oktober lalu mengakibatkan penumpukan awan dan peningkatan intensitas curah hujan di sepanjang pesisir selatan Jawa.

"Jadi hampir merata seluruh dari ujung barat sampai ujung timur mulai dari Pangandaran, mulai dari Sukabumi Garut, sampai ke Trenggalek Jember Banyuwangi itu terkena dampaknya semua," ujarnya.

 

 

 

Karena itu, BNPB kata dia, mengevaluasi kejadian bencana sepekan ini dan mempersiapkan rekan BPBD di daerah untuk melakukan apel kesiapsiagaan. Ini guna mengantisipasi kejadian bencana dan menekan jumlah korban seminimal mungkin.

 

"Kalau bisa tidak ada dengan kesiapsiagaan dan dengan persiapan yang matang, evaluasi kelengkapan alat perangkat personil yang kita butuhkan untuk menghadapi kondisi kedaruratan," ujarnya.

 

"Kita harapkan dalam minggu ke depan karena ini baru awal musim hujan, sampai nanti di bulan Februari bulan Maret tahun depan kita benar-benar bisa menekan potensi korban jiwa," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement