Senin 10 Oct 2022 19:53 WIB

Sri Mulyani: Sektor Digital Jadi Kunci Pendorong Ekonomi pada Masa Datang

Nilai ekonomi digital Indonesia pada 2021 merupakan tertinggi di Asia Tenggara.

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengembangan ekonomi digital dengan melibatkan potensi penduduk usia produktif Indonesia menjadi peluang dan kunci percepatan pemulihan dan peningkatan daya tahan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengembangan ekonomi digital dengan melibatkan potensi penduduk usia produktif Indonesia menjadi peluang dan kunci percepatan pemulihan dan peningkatan daya tahan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut sektor ekonomi digital akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi pada masa depan. Hal ini mengingat nilai ekonomi digital Indonesia pada 2021 merupakan tertinggi di Asia Tenggara, sebesar 70 miliar dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengembangan ekonomi digital dengan melibatkan potensi penduduk usia produktif Indonesia menjadi peluang dan kunci percepatan pemulihan dan peningkatan daya tahan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

"Nilai ekonomi digital Indonesia tersebut diperkirakan mampu mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025. Di samping itu, 40 persen pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara ada di Indonesia," ujarnya saat webinar Profesi Keuangan Expo 2022,” Senin (10/10/2022).

Selain mendukung kemajuan ekonomi digital, Sri Mulyani juga mengingatkan pentingnya membangun kesadaran tentang pembangunan ekonomi berkelanjutan. Sebab pembangunan ekonomi yang berkelanjutan harus diupayakan oleh negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Perkembangan ekonomi digital dan ekonomi berkelanjutan merupakan suatu hal yang harus disambut dengan tangan terbuka dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian secara menyeluruh. “Pada masa yang akan datang profesi keuangan akan memegang peranan yang semakin penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia," ucapnya.

Pada era digital, lanjutnya, sektor keuangan juga akan mengalami perubahan termasuk praktik-praktik kegiatan yang makin tanpa batas atau borderless. Adapun kebutuhan akan informasi keuangan yang kredibel dan memiliki jaminan akurasi sangat penting bagi investor dan stakeholder.

Sementara itu, Pelaksana harian Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto menambahkan kondisi demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi milenial, Y, dan Z dapat menjadi potensi utama pengembangan ekonomi digital di Tanah Air.

"Hal ini karena generasi tersebut merupakan generasi yang dibesarkan di tengah mulai berkembangnya digitalisasi di segala bidang, sehingga mereka sangat mudah beradaptasi dengan teknologi," ucapnya.

Menurutnya momentum pandemi Covid-19 telah mengakselerasi perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan ekonomi digital, yang terlihat dari lonjakan digitalisasi yang semakin besar terutama karena adanya aplikasi daring dan ritel. Adapun upaya akselerasi transformasi digital bidang ekonomi, kata dia, menjadi salah satu strategi dalam memastikan tetap bergeraknya sektor ekonomi produktif untuk mendukung ekonomi berkelanjutan, khususnya di tengah keterbatasan akses fisik yang telah dirasakan dalam dua tahun terakhir.

Andin menyebut sektor yang menjadi penopang ekonomi digital di Indonesia adalah e-commerce. Pada 2021 nilainya sebesar  53 miliar dolar AS dan diprediksi pada 2025 akan menjadi 104 miliar dolar AS.

Selain itu, sampai Juni 2022 terdapat pula sebanyak 19,5 juta pelaku UMKM atau setara 30,4 persen dari total UMKM, yang bergabung dalam platform e-commerce. Adapun upaya penguatan ekonomi digital dan pembangunan ekonomi berkelanjutan juga menjadi salah satu pilar dalam mewujudkan Visi Indonesia 2045 berdaulat, adil, dan makmur sehingga bisa menjadi salah satu negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar kelima di dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement