Selasa 11 Oct 2022 06:27 WIB

Cendikiawan Muslim: Islamofobia di Inggris Meningkat

Kejahatan kebencian yang menargetkan Muslim meningkat 42% persen sejak tahun lalu.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Ratusan Muslim bergabung dalam pawai perdamaian di Peterborough, Inggris pada Ahad (31/7/2022) untuk merayakan kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Foto: About Islam
Ratusan Muslim bergabung dalam pawai perdamaian di Peterborough, Inggris pada Ahad (31/7/2022) untuk merayakan kehidupan Nabi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut seorang cendekiawan muslim terkemuka Kejahatan kebencian di Inggris sedang meningkat karena pemerintah cenderung mencoba menenangkan sayap kanan dengan mengadopsi beberapa posisi mereka.

Melansir laman Aa.com.tr Anas Altikriti, CEO Cordoba Foundation, mengatakan bahwa komunitas muslim Inggris telah merasakan bahwa ada peningkatan nyata dalam kelompok sayap kanan yang sekarang berada di pemerintahan.

Baca Juga

Komentarnya muncul setelah publikasi statistik oleh Home Office yang menunjukkan kejahatan kebencian Islamofobia di Inggris dan Wales meroket tahun lalu dengan Muslim sebagai kelompok yang paling ditargetkan untuk tahun yang berakhir Maret 2022. Jumlah kejahatan kebencian agama yang dicatat oleh polisi yang menargetkan Muslim adalah 3.459, meningkat 42% persen sejak tahun lalu.

“Angka-angka yang keluar hari ini hanya untuk mengkonfirmasi perasaan aktual yang cukup nyata dan cukup kuat di seluruh komunitas Muslim yang telah kami rasakan, dan lihat, amati sendiri, meningkatnya sentimen dan tindakan anti Muslim serta narasinya, keseluruhan narasi utama, apakah itu resmi, baik melalui masyarakat bahwa Muslim sebagai warga negara kelas dua yang berada di pinggiran masyarakat yang pantas menjadi target kebangkitan keseluruhan sentimen sayap kanan dan nasionalis,” kata Altikriti.

Itu adalah sesuatu yang menegaskan perasaan semacam itu. Dia pikir angka sebenarnya jauh lebih besar dari apa yang dihat jika mereka mengkonfirmasi bahwa Muslim adalah target.

Dan sentimen anti-agama terbesar yang diungkapkan terhadap minoritas agama mana pun. Faktanya adalah bahwa ini adalah sesuatu yang telah mereka peringatkan selama lebih dari satu dekade.n

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement