Senin 10 Oct 2022 21:43 WIB

Putin: Gempuran Besar-besaran ke Ukraina adalah Balasan Hancurnya Jembatan Krimea

Putin sebut Ukraina berada di balik hancurnya jembatan penghubung Rusia-Krimea.

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat Leonid Pasechnik, pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri, kiri, dan Denis Pushilin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, kanan, berdiri di dekatnya selama perayaan menandai penggabungan wilayah Ukraina ke bergabung dengan Rusia di Lapangan Merah dengan Menara Spasskaya di sebelah kanan, di Moskow, Rusia, Jumat, 30 September 2022. Penandatanganan perjanjian yang menjadikan empat wilayah bagian dari Rusia mengikuti penyelesaian yang diatur oleh Kremlin
Foto: AP/Sergei Karpukhin/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat Leonid Pasechnik, pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri, kiri, dan Denis Pushilin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, kanan, berdiri di dekatnya selama perayaan menandai penggabungan wilayah Ukraina ke bergabung dengan Rusia di Lapangan Merah dengan Menara Spasskaya di sebelah kanan, di Moskow, Rusia, Jumat, 30 September 2022. Penandatanganan perjanjian yang menjadikan empat wilayah bagian dari Rusia mengikuti penyelesaian yang diatur oleh Kremlin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin mengatakan bahwa gempuran massal terhadap Ukraina merupakan balasan atas ledakan di Jembatan Kerch. Gempuran ini juga sebagai balasan atas "serangan teroris" lainnya yang diluncurkan intelijen Ukraina.

Berbicara dalam pertemuan dengan para anggota Dewan Keamanan Rusia, Putin mengatakan bukti yang dikumpulkan penyidik Rusia menunjukkan bahwa intelijen Ukraina menjadi dalang di balik serangan jembatan penghubung Rusia dan Krimeaitu pada Sabtu (8/10).

Baca Juga

"Pagi ini, atas usulan Kementerian Pertahanan dan sesuai rencana Staf Umum Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, serangan besar-besaran diluncurkan dengan senjata jarak jauh dengan presisi tinggi berbasis darat, laut dan udara pada fasilitas energi, administrasi militer dan komunikasi Ukraina," kata Putin.

Putin juga mengungkapkan bahwa sistem khusus Ukraina menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina dan PLTNKursk di Rusia.

"Sejumlah 'serangan teroris' lainnya menargetkan infrastruktur energi Rusia, termasuk upaya untuk meledakkan salah satu bagian saluran pipa gas TurkStream yang mengalir dari Rusia ke Turki, katanya.

Putin menambahkan, Rusia tidak dilibatkan dalam investigasi kebocoran di saluran pipa gas Nord Stream. "Semua orang tahu 'siapa yang akhirnya diuntungkan'," katanya.

Di masa lalu Putin mengatakan bahwa ledakan di saluran pipa di lepas pantai, yang membawa gas dari Rusia ke Jerman ,akan membantu perusahaan energi di Amerika Serikat mengambil keuntungan besar dengan menjual gas ke Eropa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement