Selasa 11 Oct 2022 00:28 WIB

Relawan Arus Bawah Nilai Pertemuan Megawati dan Jokowi Bentuk Konfirmasi Politik

Pertemuan itu konfirmasi politik Jokowi dan Mega selalu dalam bingkai ideologis.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) bersama Presiden Joko Widodo (kanan) di sela pertemuan di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022).
Foto: Istimewa
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) bersama Presiden Joko Widodo (kanan) di sela pertemuan di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas menyatakan, pertemuan antara Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan bentuk konfirmasi politik. Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (10/10/2022), dia menjelaskan pertemuan itu bukan soal isu apakah membahas personal capres antara Ganjar atau Puan, tetapi lebih dari itu, yakni bentuk konfirmasi sikap politik Jokowi dan Megawati selalu dalam bingkai ideologis, seiring sejalan, dan bukan pragmatisme atau kepentingan temporal.

"Pertemuan ini dianggap wujud komunikasi politik yang perlu terus dilakukan oleh partai koalisi pendukung Jokowi," katanya.

Baca Juga

Dia menegaskan, bagi relawan ABJ, pertemuan itu adalah wujud komunikasi politik yang perlu terus dilakukan dengan koalisi partai yang masih satu visi.

"Jokowi memberi pesan bahwa beliau sangat solid dengan Megawati, ketika ada barisan koalisi yang sudah mulai berbelok arah," ungkapnya.

Menurut Umbas, Jokowi telah belajar banyak dari sikap kenegarawanan Megawati. Begitu pula kesabaran revolusioner yang kuat dan teruji dari Megawati.

"Ketika tahun 2014, Mega mengalah menjadi capres, meskipun beliau ketua umum partai. Untuk kepentingan rakyat, Mega menyerahkan tiket capres PDI Perjuangan kepada kader terbaiknya, yakni Jokowi," jelasnya.

Umbas mendorong Jokowi untuk melakukan konfigurasi ulang koalisi, termasuk perombakan dalam kabinet. Hal ini penting agar pemerintah hingga 2024 tetap solid, konsisten bekerja untuk rakyat, bangsa, dan negara.

"Pertemuan antara presiden dan mantan presiden ini untuk membahas berbagai persoalan kebangsaan, terutama ancaman krisis ekonomi global yang akan berdampak bagi Indonesia," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement