Selasa 11 Oct 2022 00:15 WIB

China Harap Ketegangan Rusia-Ukraina Mereda

Rusia mengempur Ukraina usai pengeboman jembatan Krimea.

 Petugas polisi berjalan di antara puing-puing setelah penembakan di pusat kota Kyiv (Kiev), Ukraina, 10 Oktober 2022. Ledakan dilaporkan terjadi di beberapa distrik di ibukota Ukraina, Kyiv, pada 10 Oktober. Sedikitnya sembilan orang tewas dan puluhan luka-luka akibat serangan roket, kata Layanan Darurat Negara (SES) Ukraina. Pasukan Rusia memasuki Ukraina pada 24 Februari 2022 memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/OLEG PETRASYUK
Petugas polisi berjalan di antara puing-puing setelah penembakan di pusat kota Kyiv (Kiev), Ukraina, 10 Oktober 2022. Ledakan dilaporkan terjadi di beberapa distrik di ibukota Ukraina, Kyiv, pada 10 Oktober. Sedikitnya sembilan orang tewas dan puluhan luka-luka akibat serangan roket, kata Layanan Darurat Negara (SES) Ukraina. Pasukan Rusia memasuki Ukraina pada 24 Februari 2022 memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- China menyerukan agar ketegangan di Ukraina mereda, Seruan ini disampaikan saat rudal Rusia menghantam Kiev sebagai serangan balasan atas ledakan di jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea.

"China berharap situasinya akan mereda sesegera mungkin," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Senin.

Baca Juga

China selalu menyatakan bahwa kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati. "Dan bahwa masalah keamanan yang sah harus ditanggapi dengan serius," ujar Mao, seperti dilaporkan harian China Global Times.

Pernyataan Beijing itu muncul setelah sedikitnya delapan orang tewas di Ibu Kota Kiev pada Senin pagi dalam serangan yang dilancarkan Rusia ke beberapa kota Ukraina.

"Sedikitnya 24 orang terluka dalam penembakan di Shevchenkivskyi, sebuah distrik perkotaan di Kiev," kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan ada yang tewas dan luka-luka di antara para korban serangan rudal. Dia pun mendesak warganya untuk tetap berada di tempat penampungan.

Beberapa ledakan dilaporkan di kota-kota Ukraina di antaranya Zhytomyr, Khmelnytsky, Dnipro, Lviv, Ternopil, dan Kiev, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh intelijen Ukraina melakukan aksi yang dia sebut sebagai "serangan teroris" di Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia ke Krimea.

sumber : Anadolu
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement