Senin 10 Oct 2022 22:40 WIB

Global Bergejolak, Sri Mulyani: Menjaga Ekonomi Indonesia tak Mudah

Sri Mulyani mengatakan ketegangan geopolitik Eropa berdampak ke ekonomi Indonesia

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana kawasan padat penduduk dan gedung bertingkat di Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa sangat berdampak negatif terhadap perekonomian sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia. Padahal, perekonomian dunia baru saja pulih dari pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Suasana kawasan padat penduduk dan gedung bertingkat di Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa sangat berdampak negatif terhadap perekonomian sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia. Padahal, perekonomian dunia baru saja pulih dari pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut menjaga ekonomi bukan cara yang mudah. Hal ini mengingat dunia sedang dipenuhi ketidakpastian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa sangat berdampak negatif terhadap perekonomian sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia. Padahal, perekonomian dunia baru saja pulih dari pandemi Covid-19.

“Menjaga ekonomi Indonesia tidak mudah, maka itu saya mengajak seluruh profesi keuangan ikut sama-sama menjaga sektor keuangan dengan bersikap waspada dan profesional. Perkembangan dunia yang akan sangat bergejolak atau volatile tentu perlu kita waspadai, namun tidak berarti kita gentar,” ujarnya saat webinar Profesi Keuangan Expo 2022,” Senin (10/10/2022).

Sri Mulyani menyebut Indonesia berpotensi mengalami krisis pangan, energi, hingga keuangan. Kendati demikian, bendahara negara tersebut optimistis, APBN akan menjadi shock absorber untuk melindungi masyarakat dari berbagai dampak negatif tersebut.

“Saat kita melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 menguat 5,4 persen, dari sisi lain kita melihat risiko baru yang muncul dalam bentuk ketegangan geopolitik di Eropa yang telah menimbulkan banyak sekali dampak negatif," ucapnya. 

Kendati demikian, Sri Mulyani cukup bangga dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen secara tahunan. Menurut dia, hal tersebut tentu merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa di tengah kontraksi ekonomi yang terjadi di beberapa negara lainnya.

Pemerintah pun memiliki target agar Indonesia dapat menjadi negara high income pada 2045. Adapun upaya mewujudkan hal tersebut, pemerintah bersama DPR menyusun Rancangan Undang-Undang terkait Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK). Pengembangan dan penguatan sektor keuangan melalui RUU P2SK diharapkan dapat menghasilkan sektor keuangan yang dalam, inovatif dan efisien, inklusif dan dapat dipercaya serta lebih kuat dan stabil.

“Sebagai profesional di bidang keuangan yang berubah sangat banyak, maka Anda perlu terus membekali diri dengan pengetahuan dan ilmu yang terus berubah, terutama akibat perubahan sektor keuangan sendiri, teknologi digital, maupun tantangan baru seperti climate change,” ucapnya.

Tak hanya itu, Sri Mulyani memastikan, pemerintah berupaya menjaga masyarakat melalui berbagai instrumen fiskal. "Ini adalah sebuah tantangan yang tidak mudah. Maka itu saya ingin mengajak semua profesi keuangan untuk menjaga sektor keuangan dengan bersikap waspada dan profesional," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement