Senin 10 Oct 2022 23:23 WIB

Plafon Stasiun Serpong Ambrol, PT KCI Pastikan Perbaikan Segera Rampung

Stasiun Serpong merupakan stasiun yang mengalami kerusakan cukup parah akibat kondisi

Rep: Eva Rianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kondisi terkini Stasiun Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) paska terjadi ambrolnya kisi-kisi plafon akibat hujan berintensitas tinggi dan angin kencang, Senin (10/10/2022).
Foto: Republika/Eva Rianti
Kondisi terkini Stasiun Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) paska terjadi ambrolnya kisi-kisi plafon akibat hujan berintensitas tinggi dan angin kencang, Senin (10/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kisi-kisi plafon Stasiun Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami ambrol akibat hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang. Pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengatakan, perbaikan akan segera dilakukan dan dirampungkan untuk melayani kenyamanan pengguna kereta rel listrik (KRL). 

Stasiun Serpong merupakan stasiun yang mengalami kerusakan cukup parah akibat kondisi cuaca. Terbaru, Ahad (9/10/2022), kisi-kisi plafon bagian selatan ambrol tertiup hujan dan angin kencang hingga kondisinya tersisa sekitar 20 persen. Jika terjadi hujan, air hujan dipastikan akan masuk ke dalam stasiun.

Dua pekan yang lalu, kisi-kisi plafon bagian utara juga ambrol akibat hal yang sama. Hampir keseluruhannya saat ini dibongkar dan tengah dalam proses perbaikan. Berdasarkan informasi warga, satu tahun yang lalu, kisi-kisi plafon bagian timur juga mengalami ambrol, namun sudah dalam kondisi baik saat ini.

"Sudah pasti di-mapping sesuai kebutuhan mana yang harus segera diperbaiki. Mungkin sekitar satu atau dua bulan ke depan perbaikan bisa selesai," kata External Relation and Corporate Image Care Manager PT KCI, Leza Arlan kepada Republika, Senin (10/10/2022). 

Leza menuturkan, pihaknya memastikan untuk segera menormalkan kembali kondisi Stasiun Serpong agar lebih layak dan tidak mengganggu aktivitas pengguna KRL. Dia menyebut upaya perbaikan akan dimaksimalkan, namun kondisi itu juga akan tergantung pada kondisi cuaca alam. 

"Kita kan perbaikan enggak asal-asalan, gimana biar nanti enggak terjadi lagi, kami mengupayakan yang terbaik untuk standardisasi pembangunan di stasiun. Tapi balik lagi yang namanya alam enggak bisa diprediksi, sekuat apapun sebaik apapun ya kalau misalnya sudah faktor alm kita enggak bisa kendalikan," ungkapnya. 

Lebih lanjut, sebagai upaya antisipasi dampak hujan dan angin kencang yang terjadi sebelum perbaikan selesai, Leza mengatakan, sementara waktu pengguna KRL dialihkan ke lantai bawah yang merupakan lantai yang dikhususkan bagi kalangan prioritas seperti lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan disabilitas.

"Sekarang kan peron bawah yang dipakai, selama proses perbaikan kita alihkan ke bawah sih, bagian yang tidak membahayakan, untuk layanan kepada pengguna yang akan naik kereta. Selama proses perbaikan kita juga enggak mau terjadi sesuatu kepada pengguna kita, jadi cari tempat yang aman untuk tetap naik KRL," tuturnya. 

Sebelumnya diketahui, hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang kerap menyebabkan kisi-kisi plafon di Stasiun Serpong ambrol. Kondisi itu menyebabkan pengguna KRL khawatir saat sewaktu-waktu terjadi hujan yang deras dan angin yang kencang.

"Di Stasiun Serpong ini saya lihat memang sering kejadian yang terbang (plafon ambrol) paling sering. Terhitung sudah tiga kali kan berarti kejadiannya sama yang kemarin (Ahad, 9 September 2022). Itu bikin was-was sih sejujurnya kalau setiap hujan, takutnya ambrol lagi," kata Diah, Senin (10/10). 

Dia meminta pihak stasiun atau yang bertanggung jawab atas kondisi itu dapat memberi perhatian yang serius. Pasalnya, hal itu bisa dapat merugikan masyarakat yang tengah memanfaatkan fasilitas publik di Stasiun Serpong.

"Tolong agar lebih diperhatikan lagi aja ya kan ini fasilitas umum, sekiranya lebih aware karena berhubungan sama orang banyak biar enak bareng-bareng. Kalau kejadiannya ambruk, gimana dong kena orang? Kita juga dirugiin kalau gitu," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement