REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menyampaikan bahwa orang yang bisa merasakan buah ketaatannya kepada Allah SWT di dunia adalah orang yang mendapatkan kabar gembira. Karena ia akan mendapatkan kenikmatan yang jauh lebih baik di akhirat nanti.
Maksud buah ketaatan di sini adalah kekhusyukan beribadah kepada Allah SWT, keluasan rezeki, kebahagiaan, ketenangan jiwa, dan segala kebaikan lainnya.
"Adanya buah ketaatan di dunia adalah kabar gembira bagi orang-orang yang beramal karena adanya balasan di akhirat kelak." (Syekh Athaillah, Al-Hikam)
Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017 menjelaskan maksud Syekh Athaillah mengenai buah ketaatan di dunia.
Jika kamu merasakan buah ketaatan yang selama ini kamu jalankan, baik berupa kekhusyukan, keluasan rezeki, kebahagiaan, ketenangan jiwa, dan lain sebagainya. Maka ketahuilah bahwa semua itu adalah kabar gembira bagi kamu. Kamu akan mendapat kenikmatan yang lebih baik di akhirat kelak dari kenikmatan yang kamu dapatkan di dunia ini. Syukurilah dan teruslah rajin beribadah.
Dalam hal ini, memang ada dua jenis manusia. Di antara mereka ada yang rajin menjalankan semua perintah Allah SWT. Namun hidupnya tetap berada di kubangan penderitaan, seperti miskin, fakir, kesempitan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, kenikmatan yang mereka rasakan bersama Sang Khaliq akan mengobati semua penderitaan ini.
Di antara, mereka juga ada yang rajin menjalankan semua perintah Allah SWT. Mereka mendapatkan balasan kenikmatan yang tidak terhingga, baik balasan materi maupun rohani. Jenis ini lebih beruntung dari jenis pertama, karena mereka merasakan dua kenikmatan, yaitu kenikmatan di dunia dan akhirat. Allah SWT memberikan karunia-Nya kepada siapapun yang diinginkan-Nya.
Kedua jenis balasan ini juga akan dialami oleh para pelaku maksiat. Intinya, kamu akan mendapatkan balasan, apapun amalan kamu selama hidup di dunia ini, baik disegerakan maupun diakhirkan.