Polresta Malang Kota Sujud Massal, Memohon Maaf atas Tragedi Kanjuruhan
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah polisi melakukan aksi sujud massal usai apel pagi di halaman Polresta Malang, Jawa Timur, Senin (10/10/2022). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf kepada Tuhan serta Aremania yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan sekaligus berharap agar hubungan warga Malang dan pihak kepolisian kembali terjalin dengan baik. | Foto: ANTARA/Humas Polresta Malang
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tragedi Kanjuruhan telah menimbulkan duka dan haru mendalam bagi warga Malang Raya. Terlebih, ratusan Aremania dilaporkan meninggal atas kejadian tersebut.
Sebagai bagian permohonan maaf, jajarannya Polresta Malang Kota (Makota) secara tiba-tiba melakukan sujud massal. Hal ini dilakukan dalam kegiatan apel yang dipimpin oleh Kapolresta Makota, Kombespol Budi Hermanto di halaman Mapolresta Makota, Senin (10/10/2022)
Kombes Pol Budi Hermanto didampingi oleh jajaran Pejabat Utama (PJU) dan Kapolsekta Jajaran Polresta Malang Kota, melaksanakan doa bersama terlebih dahulu. Usai berdoa, dipimpin langsung olehnya seluruh peserta apel bersimpuh dan bersujud. Hal ini dilakukan untuk memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghaturkan maaf yang terdalam kepada korban dan keluarganya serta seluruh atas tragedi Kanjuruhan.
"Mari rekan-rekan semua kita berdoa agar saudara-saudari kita, Aremania dan Aremanita, korban tragedi Kanjuruhan bisa diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kita bersama-sama memohon ampun kepada Allah SWT agar peristiwa itu tidak terjadi lagi," ungkap pria yang disapa Buher ini.
Seperti diketahui, Arema FC mengalami kekalahan saat bertemu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Kondisi ini menyebabkan sejumlah Aremania turun ke lapangan. Aksi tersebut direspons kurang baik oleh tim pengamanan sehingga memicu suporter lainnya turun ke lapangan.
Tim pengamanan kemudian melakukan penindakan para suporter seperti menembakkan gas air mata ke sejumlah tribun. Sejumlah suporter panik dan mencoba keluar stadion tetapi pintu ditemukan dalam keadaan terkunci. Situasi ini menyebabkan para penonton sesak napas hingga banyak yang meninggal dunia di tempat.