Selasa 11 Oct 2022 16:15 WIB

Kekeringan di Kalifornia Picu Kenaikan Harga Pangan

Kenaikan harga pangan tahun ini telah mendorong inflasi tertinggi dalam 40 tahun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Petugas menggarap batas api di perbukitan di West Hills, Kalifornia, (12/11). Kebakaran hutan menghabiskan lahan seluas puluhan hektare.
Foto: AP
Petugas menggarap batas api di perbukitan di West Hills, Kalifornia, (12/11). Kebakaran hutan menghabiskan lahan seluas puluhan hektare.

REPUBLIKA.CO.ID, SACRAMENTO -- Kekeringan yang melanda Kalifornia tengah berdampak pada panen tanaman musim panas seperti tomat dan bawang bombay, termasuk tanaman hijau yang ditanam pada musim dingin. Cuaca ekstrem telah menambah tekanan pada harga bahan makanan.

Kenaikan harga pangan tahun ini telah mendorong inflasi di Amerika Serikat (AS) mencapai ke level tertinggi dalam 40 tahun.  Kondisi kekeringan Kalifornia, serta Badai Ian yang menghancurkan tanaman jeruk dan tomat di Florida, kemungkinan akan mendorong biaya makanan lebih tinggi.  Kekeringan di area yang dikenal sebagai "mangkuk salad AS" tidak hanya berdampak pada produk segar, tetapi juga bahan pokok dapur seperti saus pasta dan makan malam siap saji.

"Tidak ada cukup air untuk menumbuhkan segala sesuatu yang biasanya kita tanam," kata Presiden Dewan Pangan dan Pertanian Negara Bagian Kalifornia, Don Cameron.

Kekeringan di Kalifornia dimulai pada 2020. Kekeringan semakin memburuk ketika Central Valley Kalifornia pada Januari dan Februari mengalami kekeringan terburuk dalam sejarah. Badan negara yang berfokus pada upaya konservasi Sierra Nevada Conservancy, mengatakan, Snowpack, yang memasok air untuk sebagian besar Central Valley, hanya mencapai 38 persen dari rata-rata historisnya pada April.

Seorang petani di Kalifornia, Aaron Barcellos hanya menanam seperempat dari 2.000 hektar di lahan pertanian turun temurun milik keluarganya.  Musim panas ini, dia memanen tomat dua minggu lebih awal untuk mencegah kerusakan akibat kekeringan yang berkepanjangan.

"Saya tidak berpikir pertanian di Kalifornia pernah lebih kompleks dan lebih menantang, dan kekeringan adalah bagian besar dari itu," kata Barcellos.

Kalifornia memproduksi sekitar 30 persen dari pemrosesan tomat dunia. Namun pada Agustus Departemen Pertanian AS memangkas perkiraan produksi pada 2022 menjadi 10,5 juta ton, atau turun 10 persendari perkiraan 12,2 juta ton di awal tahun. Karena menurunnya produksi, petani tahun ini menegosiasikan harga tomat yang lebih tinggi, serta bawang merah dan bawang putih termasuk bahan pokok toko kelontong.

 "Apa yang Anda lihat dipanen musim panas ini, yang benar-benar belum mencapai rak kelontong, adalah kenaikan 25 persen dalam biaya produk dari pengolah ke pembeli hilir," kata Cameron  

Harga bawang merah dan bawang putih sudah dinegosiasikan untuk tahun 2023, dengan kenaikan harga 25 persen.  Cameron mengatakan harga tomat menghadapi kenaikan serupa, yang mengakibatkan peningkatan 50 persen biaya untuk pengalengan dan pengolah dari 2021 hingga 2023.

Pembuat saus tomat dan pembuat saus pasta berbasis tomat lainnya, Kraft Heinz Co mengatakan, mereka mengambil tomat dari daerah lain untuk menutupi kekurangan pasokan dari Kalifornia. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan, Kraft dapat menjamin pasokan tomat di toko kelontong, tetapi tidak mengesampingkan kenaikan harga.  

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement