Selasa 11 Oct 2022 17:35 WIB

Dugaan Kepentingan Iklan Rokok demi Jam Kick-off Malam Hari dan Bantahan PSSI

Jadwal kick-off malam hari laga-laga Liga 1 diduga untuk mengakomodasi iklan rokok.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (tengah), Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud Md (kanan) saat tiba di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Ketum PSSI Iwan Bule didampingi Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, Sekjen PSSI Yunus Nusi beserta jajaran lainnya memenuhi panggilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan untuk dimintai keterangan terkait hasil temuan tim gabungan atas peristiwa yang menewaskan sebanyak 131 orang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (tengah), Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud Md (kanan) saat tiba di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Ketum PSSI Iwan Bule didampingi Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, Sekjen PSSI Yunus Nusi beserta jajaran lainnya memenuhi panggilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan untuk dimintai keterangan terkait hasil temuan tim gabungan atas peristiwa yang menewaskan sebanyak 131 orang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Afrizal Rosikhul Ilmi

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan hari ini melanjutkan permintaan keterangan terhadap pihak terkait, di antaranya dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ihwal polemik jam pertandingan atau kick-off Arema FC vs Persebaya yang digelar malam hari, PSSI berdalih hal itu sudah sesuai dengan rekomendasi dari kepolisian setempat.

Baca Juga

"Itu tidak ada masalah, yang penting sudah ada rekomendasi dari kepolisian. Ada rekomendasi ya (pertandingan) berjalan, tapi kalau polisi enggak kasih rekomendasi, ya kita enggak jalan," kata Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Erwin pun mengklaim, PSSI juga sudah memberikan pertimbangan kepada kepolisian soal waktu pertandingan. Bahkan, jelas dia, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan melibatkan panitia pelaksana dan polisi.

"Kasih pertimbangan. Ada dialog, ada rapat, ada rakor panitia pelaksanaan dan kepolisian. Yang penting polisi memberikan rekomendasi ya jalan," ujarnya.

Meski demikian, Erwin enggan memerinci pertimbangan apa yang diberikan oleh PSSI kepada polisi. "Tanya ke polisi," ucap dia.

Erwin juga membantah pernyataan TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang menduga adanya pihak tertentu yang mengatur agar jadwal pertandingan tetap digelar pada malam hari. Dia menyebut, laga Arema FC dan Persebaya dilakukan setelah ada dialog dengan semua pihak terkait.

"Tanya ke sana, tanya ke sana (TGIPF). Ada rapat koordinasi, semua ada di situ panitia pelaksana, ada polres-polres. Setelah ada dialog. Karena banyak juga yang kita penuhi perpindahan jam (pertandingan), banyak, banyak. Bukan hanya ini," ungkap dia.

"Karena kan kita juga harus mengatur jadwal berikutnya. Karena kan kita kan melihat diskusi, apa hambatannya. Ternyata kesepakatan ada, polres merestui, ya sudah jalan. Polres kasih rekomendasi ke polda ya sudah kita jalan," imbuhnya.

Disamping itu, Erwin juga membantah tidak ada kepentingan iklan tertentu dalam keputusan untuk tetap menggelar pertandingan pada malam hari. "Enggak ada (kepentingan iklan)," jelasnya.

Sebelumnya, anggota TGIPF, Rhenald Kasali mengatakan, pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait yang mengatur jadwal pertandingan Arema FC dan Persebaya digelar pada malam hari. Sebab, jelas dia, TGIPF mempertanyakan alasan kepolisian seolah tunduk ketika Polres Malang mengusulkan agar waktu laga kedua tim itu diubah dari malam menjadi sore hari.

"Ada surat dari Kapolres (Malang) yang meminta agar dilaksanakan sore hari. Terus kemudian diminta oleh PT LIB agar dilakukan pada malam hari. Kalau memang itu ditolak mengapa polisi kalah? Mengapa polres kalah? Mengapa polres kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?" ucap Rhenald di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10/2022).

Rhenald menyebut, diduga ada pihak tertentu yang memiliki kekuatan untuk mengatur jadwal pertandingan Arema FC dan Persebaya. Sehingga laga tersebut tetap dilaksanakan pada malam hari.

"Jadi kami juga mempertanyakan mengapa ada seperti ini. Ada indikasi-indikasi, misalnya kenapa jadinya malem itu juga. Kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur tetap menjadi malam hari," ungkap dia.

Meski demikin, Rhenald enggan menyebutkan pihak yang dimaksud itu. Namun, ia memastikan pihak tersebut bakal dipanggil oleh TGIPF untuk memberikan klarifikasi.

"Saya belum bisa, kita belum bisa sebutkan walaupun saudara-saudara sudah bisa menciumnya," ujar dia.

Selain itu, sambung Rhenald, ada dugaan bahwa terdapat kepentingan iklan rokok di balik waktu penyelenggaraan sepak bola nasional pada malam hari. Sebab, dia mengungkapkan, laga tersebut biasanya digelar sekitar pukul 21.30 WIB untuk mengakomodasi iklan rokok.

"Kalau kemarin kan (pertandingan Arema FC dan Persebayap tidak jam setengah 10 malam. Tapi banyak sekali hal-hal seperti ini dilakukan setengah 10 malam. Kami juga mendengar mungkin itu salah satunya mengakomodir, mungkin ya, kemungkinan mengakomodir iklan rokok yang baru mulai diizinkan keluar di jam setengah 10 malam," jelas dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement