Selasa 11 Oct 2022 21:15 WIB

Wisatawan tak Sabar Berkunjung ke Jepang

Jepang telah mengakhiri peraturan pembatasan sosial Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Musim gugur di Jepang
Foto: EPA
Musim gugur di Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Wisatawan luar negeri sudah tidak sabar untuk menikmati sushi, daun-daun warna-warni yang indah, atau berbelanja di Jepang. Negeri Sakura mengakhiri peraturan pembatasan sosial Covid-19 yang diterapkan selama dua tahun.

"Kami dapat kabar akhirnya kami dapat datang, kami sangat-sangat senang," kata warga Jerman, Nadine Lackmann, salah satu turis yang membanjiri Bandara Haneda, Tokyo, Senin (10/10/2022).

Wisatawan seperti Lackmann diharapkan dapat memasukan 5 triliun yen atau 35 miliar dolar ke kantong perekonomian terbesar ketiga di dunia. Gelombang masuk wisatawan ke Jepang diperkirakan akan terus bertambah.

Peraturan yang membatasi 50 ribu kedatangan per hari sudah dicabut. Maskapai telah menambah penerbangan untuk merespons dibukanya kembali perbatasan. Visa bebas masuk untuk urusan bisnis jangka pendek dan wisata dari 60 negara sudah diberlakukan kembali.

Fotografer dari Los Angeles, Amerika Serikat (AS), David Beall mengatakan ia sudah memesan tiket dan akan berkunjung ke Fukui, Kyoto, Osaka dan Tokyo. Kunjungan terakhir Bell yang sudah 12 kali ke Jepang itu Oktober 2019 lalu. Ia menantikan untuk dapat makan daging goreng ala Jepang atau tonkatsu.

"Walaupun terdengar klise tapi kembali ke Jepang setelah semua ini adalah hal yang paling saya nantikan, tentu termasuk seperti bertemu orang, baru, makan makanannya yang saya rindukan seperti tonkatsu yang enak, berada di alam sepanjang tahun, naik kereta," katanya.  

Sebelum pandemi Covid-19 pada tahun 2019 Jepang dikunjungi sekitar 32 juta wisatawan. Mereka selalu kembali untuk alasan yang baik. Banyak yang memiliki daya beli lebih kuat karena beberapa bulan terakhir nilai yen jatuh dibanding dolar AS, euro dan mata uang lainnya.

Satu-satunya protokol yang masih bertahan adalah pengunjung harus sudah divaksin penuh dengan satu kali booster atau memberikan hasil tes PCR negatif dalam waktu 72 jam dari pemberangkatan. Hampir semua pengunjung dari AS, Asia, Eropa dan Amerika Selatan yang memenuhi syarat itu tidak perlu menjalani karantina.  

Pemesanan tiket dari luar negeri melalui maskapai All Nippon Airways Co atau ANA naik lima kali lipat dari pekan lalu. Sementara pemesanan tiket keluar Jepang naik dua kali lipat.

Air Canada mengatakan bulan ini jumlah warga Kanada yang memesan tiket ke Jepang naik 51 persen dibanding bulan September. Sementara wisatawan Jepang ke Kanada naik 16 persen di periode yang sama.

Jepang sendiri sudah mulai membuka paket-paket wisata pada bulan Juli. Banyak orang yang menunggu perbatasan dibuka kembali untuk wisatawan individu untuk memesan tiketnya.

Dengan berkurangnya kekhawatiran pada infeksi virus korona, jumlah warga Jepang yang berwisata juga meningkat. Terutama karena diskon yang ditawarkan maskapai, kereta cepat, pemandian air panas atau onsen, dan hotel-hotel.

Berwisata ke Jepang direkomendasikan dilakukan pada bulan-bulan ini yang diyakini merupakan saat terbaik. Pegunungan semarak dengan daun-daun musim gugur; cuaca sedang, tidak dingin membekukan, tidak panas atau lembab. Boga bahari, anggur, kacang-kacangan dan berbagai kuliner lainnya juga segar dan beragam.

"Kini kami siap untuk menyambut orang dari luar negeri," kata manajer umum Pusat Informasi Sake dan Shochu Jepang, Shuso Imada.  

"Musim gugur adalah musim terbaik untuk menikmati makanan Jepang dengan sake dan shochu," katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement