Rabu 12 Oct 2022 06:44 WIB

Sering Diabaikan, Ini Gejala Awal Penyakit Perlemakan Hati

Perlemakan hati sering kali tak memunculkan gejala pada tahap awal.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit perut (ilustrasi). Sakit perut kanan atas bisa menjadi gejala awal penyakit perlemakan hati nonalkoholik (PPHNA).
Foto: www.pixahive.com
Sakit perut (ilustrasi). Sakit perut kanan atas bisa menjadi gejala awal penyakit perlemakan hati nonalkoholik (PPHNA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit perlemakan hati nonalkoholik (PPHNA) merupakan jenis penyakit hati yang paling umum. Diperkirakan ada sekitar 25 persen populasi dunia yang terdampak oleh PPHNA. Ironisnya, salah satu gejala awal PPHNA justru sering terabaikan.

Menurut National Health Service (NHS) di Inggris, salah satu gejala awal dari PPHNA adalah lemah. Tak jarang, penderita PPHNA mengira keluhan lemah yang mereka alami disebabkan oleh kondisi lain yang tak begitu serius.

Baca Juga

Gejala awal lain yang mungkin dialami penderita PPHNA adalah rasa nyeri pada bagian perut kanan atas. Selain itu, rasa lelah yang ekstrem dan penurunan berat badan tanpa sebab juga bisa menjadi tanda awal dari PPHNA.

Meski bisa memunculkan beragam gejala awal ini, NHS mengatakan PPHNA sering kali tak memunculkan gejala pada tahap awal. Oleh karena itu, banyak penderita PPHNA tak menyadari kondisi mereka. PPHNA juga kerap ditemukan secara tak sengaja ketika penderita melakukan pemeriksaan kesehatan untuk tujuan yang lain.

Bila PPHNA tak ditemukan sejak dini dan dikelola dengan baik, kondisi ini bisa berkembang menjadi lebih serius. Bila kondisi ini terjadi, gejala dan komplikasi yang lebih berat bisa muncul.

Salah satu komplikasi berat yang bisa terjadi akibat PPHNA adalah sirosis hati. Sirosis hati bisa memunculkan gejala seperti sakit kuning, gatal pada kulit, serta pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, perut, serta betis.

Diagnosis dan pengobatan PPHNA

Ada beberapa metode pengetesan yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis PPHNA. Sebagian di antaranya adalah tes darah untuk mengukur fungsi hati, tes USG di area hati, serta biopsi.

Dalam kasus yang sangat langka, pasien PPHNA bisa membutuhkan transplantasi hati sebagian atau seluruhnya. Bila seseorang terkonfirmasi menderita PPHNA, ada beberapa modalitas terapi yang dapat membantu mereka.

Perlu diketahui, saat ini tidak ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan PPHNA. Akan tetapi, beberapa terapi bisa membantu membuat kondisi penderita PPHNA menjadi lebih baik.

Perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan bagi pasien PPHNA. Pasien PPHNA juga bisa diberikan terapi pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan lain yang mungkin berkaitan dengan PPHNA, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement