Selasa 11 Oct 2022 20:46 WIB

Pengamat: Saling Sindir Nasdem-PDIP Bentuk Rivalitas Politik

Nasdem selama ini menjadi pendukung pemerintah Jokowi tapi dituding tidak loyal

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pidato dalam acara Deklarasi Calon Predisen (capres) Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Foto: Prayogi/Republika
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pidato dalam acara Deklarasi Calon Predisen (capres) Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO - Aksi saling sindir dua partai koalisi pemerintah, NasDem dan PDIP, dalam sepekan terakhir pascadeklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024 dinilai merupakan bentuk rivalitas politik yang mengeskalasi perpolitikan tanah air. Hal itu diungkapkan pengamat politik yang juga Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam.

"Deklarasi Nasdem yang mengusung Anies Baswedan sebagai Capres tentu akan mengeskalasi perpolitikan tanah air," kata Arif Nurul Imam di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ketika dihubungi, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

Apalagi, kata Arif, bagi koalisi pemerintah termasuk PDIP, Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan adalah sebuah keberanian. "Hal ini karena kita tahu Anies merupakan sosok yang selama ini dianggap sebagai kontra pemerintah," katanya.

PDIP menyebut deklarasi itu mengganggu konsentrasi pemerintah mengatasi masalah ekonomi. Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto. Dia menuding deklarasi itu sebagai sinyal Nasdem yang ingin agar Jokowi lekas diganti sebagai Presiden.