Selasa 11 Oct 2022 21:51 WIB

Gus Yahya Dorong Penguatan Standar Mutu Pesantren

Pesantren dan lulusannya tetap terjaga kecerdasan spiritual dan intelektualnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf,  saat menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) RMI PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10/2022).
Foto: istimewa/doc humas
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, saat menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) RMI PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengatakan sofistikasi kelembagaan pesantren sangat diperlukan. Tujuannya untuk menjaga warisan salaf dari sisi akademik dalam rangka menjaga aspek spiritual, dan sofistikasi kelembagaan yang didasarkan pada perubahan zaman dengan adanya tren pengembangan akademik di pesantren.

Gus Yahya mengatakan, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) perlu menginisiasi adanya pemetaan atau klasifikasi pesantren berdasarkan standar mutu dan penguatan metodologi pembelajaran. Sehingga, lanjutnya, pesantren dan lulusannya tetap terjaga dari aspek kecerdasan spiritual sekaligus mampu mengembangkan kecerdasan intelektual.

“RMI harus mampu merumuskan sistem kebijakan atau standar mutu nasional pondok pesantren NU dengan tetap menjaga soliditas akademik dalam menjaga kualitas lulusan, sehingga para lulusan dan pesantren tetap mampu menjalankan fungsi pendidikan, mengembangkan strategi dakwah serta menjalankan pemberdayaan masyarakat sekaligus,” kata Gus Yahya dalam siaran pers.

Gus Yahya menyampaikan itu dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) RMI PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10/2022).

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang ini juga meminta RMI melakukan identifikasi sumber sanad keilmuan yang muttashil. Termasuk membuat kerangka dasar fasilitasi program dalam menjaga mata rantai atau sanad keilmuan yang menjadi kekuatan pondok pesantren.

“RMI sebagai struktur policy PBNU yang membidangi pesantren harus menjadi lembaga yang mampu memberikan tawaran kebijakan yang mampu mendorong pengembangan pesantren dari segala aspeknya,” papar Gus Yahya.

Rakernas RMI PBNU yang mengusung tema Merawat Pesantren, Membangun Peradaban dan diselenggarakan selama tiga hari, 10-12 Oktober  2022. Kegiatan ini dibuka oleh KH. Hasib Wahab sebagai Ketua PBNU dan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajaran Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Zulfa Musthofa dan KH. Nusron Wahid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement