Rabu 12 Oct 2022 09:23 WIB

Erick Ingatkan Indonesia Harus Agresif Lawan Resesi di 2023

Erick menyebut 4 industri salah satunya pangan mampu lawan kemungkinan resesi 2023

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indonesia bakal menghadapi ancaman resesi tahun 2023 karena krisis pangan, energi, dan keuangan. Meskipun demikian, Menteri BUMN Erick Thohir tetap optimistis pertumbuhan ekonomi bakal konsisten di angka 5 persen hingga 2045. Syaratnya, semua pihak harus serius membangun 4 industri.
Foto: Dok. Republika
Indonesia bakal menghadapi ancaman resesi tahun 2023 karena krisis pangan, energi, dan keuangan. Meskipun demikian, Menteri BUMN Erick Thohir tetap optimistis pertumbuhan ekonomi bakal konsisten di angka 5 persen hingga 2045. Syaratnya, semua pihak harus serius membangun 4 industri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bakal menghadapi ancaman resesi tahun 2023 karena krisis pangan, energi, dan keuangan. Meskipun demikian, Menteri BUMN Erick Thohir tetap optimistis pertumbuhan ekonomi bakal konsisten di angka 5 persen hingga 2045. Syaratnya, semua pihak harus serius membangun 4 industri.

Erick mengatakan Indonesia harus agresif melawan resesi yang diprediksi terjadi tahun depan. Menurutnya, saat ini pemerintah memprioritaskan upaya mengatasi ketergantungan terhadap rantai pasokan pangan dan energi dunia, yaitu dengan swasembada pangan dan energi.

"Kita harus agresif melawan resesi ini. Saya sudah sampaikan, 5 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai 2045 saya yakin bisa terjadi. Kalau kita serius membangun 4 industri," kata Erick usai meresmikan revitalisasi industri gula nasional di Desa Batankrajan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Senin (10/10).

Empat industri Tanah Air yang harus serius digarap, lanjut Erick yaitu hilirisasi dan indutrialisasi sumber daya alam (SDA), industri pangan, ekonomi digital, serta industri kreatif dan olahraga.

"Sumber daya alam kita harus dihilirisasi dan diindustrialisasi, seperti kelapa sawit sekarang turunan pohon industrinya ada 80 untuk minyak, bahan baku cokelat, makeup dan lain-lain. Nikel untuk stainless steel dan avi battery," terangnya.

Pembangunan industri pangan, kata Erick tidak hanya di sektor agrikultur dan kelautan. Seperti yang mulai dilakukan pemerintah merevitalisasi industri gula nasional untuk mencapai swasembada pada 2028. Karena melalui industrialisasi, produksi pangan di Tanah Air akan meningkat.

Revitalisasi industri gula nasional diawali pemerintah dengan penggabungan sejumlah PTPN menjadi perusahaan gula nasional. Selanjutnya dengan memperluas lahan untuk tanaman tebu hingga 700 ribu hektare.

Melalui program ini, produksi gula di Indonesia ditargetkan naik secara bertahap dari saat ini 2,35 juta ton per tahun menjadi 4,73 juta ton sampai 5,7 juta ton per tahun. Sehingga swasembada gula untuk konsumsi masyarakat Indonesia ditargetkan tercapai pada 2028.

Sedangkan swasembada gula untuk kebutuhan industri ditargetkan tercapai pada 2030. Tidak hanya itu, revitalisasi industri gula nasional juga ditargetkan menghasilkan 1,2 juta kiloliter bioetanol yang akan dibeli Pertamina untuk campuran BBM. Sehingga bisa menekan impor minyak mentah.

"Ekonomi digital kita akan menembus Rp 4.500 triliun. Selanjutnya industri kreatif kita apakah musik, lagu. Industri makanan ada hubungannya dengan pangan dan industri olahraga," kata Erick menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement