Rabu 12 Oct 2022 14:38 WIB

Cuaca Ekstrem tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan ke DIY

Dispar DIY sebut cuaca ekstrem tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan di Yogyakarta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Pengunjung berwisata di Candi Prambanan, Sleman, D I Yogyakarta, Sabtu (8/10/2022). Dispar DIY sebut cuaca ekstrem tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan di Yogyakarta.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Pengunjung berwisata di Candi Prambanan, Sleman, D I Yogyakarta, Sabtu (8/10/2022). Dispar DIY sebut cuaca ekstrem tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Cuaca ekstrem dinilai tidak memengaruhi kunjungan wisatawan ke DIY. Terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di DIY, yang disertai angin kencang dan kilat/petir selama cuaca ekstrem.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Singgih Raharjo mengatakan, saat ini kondisi pariwisata DIY sudah mulai pulih seperti sebelum pandemi Covid-19. Pasalnya, kunjungan wisatawan ke DIY terus meningkat.

Baca Juga

Hal ini dikarenakan kondisi penyebaran Covid-19 yang landai dan sudah banyaknya event pariwisata yang digelar, yang mana menyumbang peningkatan kunjungan wisatawan di DIY.

"Ini menunjukkan Yogya sangat diminati untuk dikunjungi, baik dari sisi wisatawannya maupun dari event kreatifnya seperti sport tourism yang sudah banyak dilakukan," kata Singgih di BPD DIY, Kota Yogyakarta, Rabu (12/10/2022).

Singgih menyebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan di DIY sudah mencapai 85 persen hingga triwulan III 2022, jika dibandingkan masa sebelum pandemi. Diharapkan, hingga akhir 2022 ini kunjungan wisatawan terus naik bahkan di atas 90 persen.

"Sehingga, ini sudah hampir pulih, tinggal 15 persen lagi. semoga di akhir tahun ini (setidaknya) bisa mencapai 95 persen," ujar Singgih.

Singgih juga menyebut, dengan banyaknya event pariwisata yang digelar saat DIY berada pada PPKM level 1, tidak menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap kasus positif Covid-19. Hal ini didukung dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang sudah tinggi di DIY.

Selain itu, wisatawan atau pelaku perjalanan yang berasal dari luar DIY juga diwajibkan untuk sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster). Dengan vaksinasi ini, kata Singgih, meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat maupun wisatawan dan mencegah penyebaran Covid-19.

"Setiap kali ada event yang menyertakan masyarakat dan wisatawan yang cukup banyak, tidak ada peningkatan yang signifikan terhadap Covid-19. Ini menunjukkan masyarakat dan wisatawan kita sudah imun atau masyarakat atau wisatawan kita sudah me-maintain atau memitigasi dirinya sendiri dengan protokol kesehatan," jelasnya.

Meskipun begitu, di saat adanya potensi cuaca ekstrem, Singgih menyarankan agar penyelenggaraan event pariwisata dilakukan di dalam ruangan (indoor). Kewaspadaan terhadap bencana dalam penyelenggaraan event pariwisata juga dinilai penting, yakni dengan menyiapkan mitigasi.

"Mitigasi harus dilakukan sebelum event itu. Misal dengan gelombang tinggi saya kira itu juga menjadi bagian yang diantisipasi, mungkin areanya (lokasi event) ditarik lebih masuk, mungkin itu bagian dari antisipasi," tambah Singgih.

Event pariwisata yang dilakukan indoor, kata Singgih, juga tidak menurunkan minat wisatawan. Hal ini terlihat dari banyaknya wisatawan yang mengikuti berbagai event pariwisata di DIY yang digelar belakangan ini.

"Kalau kita lihat beberapa event yang ada di Yogya ini, luar biasa. Artinya, walaupun hujan gerimis, mereka tetap setia mengikuti event itu," katanya.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Andrini Wiramawati mengatakan, pihaknya tetap mempromosikan pariwisata Kota Yogyakarta meskipun saat ini sering hujan. Termasuk pelaksanaan event pariwisata juga tetap digelar.

Dengan begitu, kondisi cuaca saat ini juga dinilai tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta. "Cuaca apapun kita selalu mempromosikan Kota Yogya. Wisatawan juga lebih banyak mencari wisata malam dan kita suguhkan wisata di malam hari dengan menghadirkan atraksi-atraksi," kata Andrini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement