REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta terpilih, Heru Budi Hartono, menerima undangan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (12/10). Menurut dia, pembicaraan yang dilakukan dengan mantan Mendikbud itu hanya sebatas obrolan ringan dan pertukaran pikiran.
“Diskusi ringan ngobrol segala macam dan tentunya hal-hal yang memang kita bertukarpikiran,” kata Heru kepada awak media setelah diterima Anies di Pendopo Balai Kota, Rabu (12/10).
Dalam pembicaraan mereka, Heru mengingat kata-kata agar pemimpin tidak hanya melihat pembuat program, tetapi, tujuan kepada siapa dibuatkannya program tersebut. Tak sampai di sana, lanjut dia, juga disampaikan agar ada pelayanan yang lebih baik ke depan.
“Tapi program itu untuk siapa, kalau itu untuk masyarakat harus saya sampaikan ke Pak Gubernur, Pak Gubernur jangan liat program itu dibuat oleh siapa, tetapi lihathah program itu untuk siapa, kan untuk masyarakat, ya ngapain diragukan lagi, kira-kira seperti itu,” ucapnya.
Dia menuturkan, jabatan sebagai penjabat dua tahun ke depan merupakan tantangan. Ditanya tugas dan pekerjaan rumah yang diminta Presiden Jokowi pada dia, Heru belum mau menjawab. Pasalnya, kata dia, setiap program yang perlu dilakukan saat ini masih tugas Anies Baswedan.
“Gubernurnya masih pak Anies Baswedan, jadi nanti aja Senin, kita harus menghargai beliau yang masih menjadi Gubernur DKI sampai tanggal 16 Oktober,” lanjutnya.
Dia menambahkan, kapasitas undangan Anies saat ini adalah jamuan pada dirinya selaku Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) alih-alih Pj Gubernur DKI Jakarta. Karena itu, dirinya belum mau menjawab masalah klasik di Jakarta sebelum memipin DKI untuk dua tahun pada Senin (17/10) nanti.