Rabu 12 Oct 2022 17:35 WIB

Waspadai Cuaca Ekstrem, Dispar DIY Tekankan Adanya Mitigasi Acara Pariwisata

Pelaksanaan event pariwisata memberikan dampak signifikan bagi kunjungan wisatawan

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Patroli Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta mengganti kamera CCTV di pertigaan PKU Muhammadiyah Kauman, Yogyakarta, Senin (15/8/2022). Pergantian kamera CCTV ini dilakukan secara berkala untuk menunjang kinerja pengawasan untuk lalu-lintas dan pemantauan keamanan. Beberapa titik di Yogyakarta terutama destinasi pariwisata sudah memiliki fasilitas CCTV seperti titik nol Yogyakarta, Tugu Pal Putih, dan Malioboro.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Patroli Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta mengganti kamera CCTV di pertigaan PKU Muhammadiyah Kauman, Yogyakarta, Senin (15/8/2022). Pergantian kamera CCTV ini dilakukan secara berkala untuk menunjang kinerja pengawasan untuk lalu-lintas dan pemantauan keamanan. Beberapa titik di Yogyakarta terutama destinasi pariwisata sudah memiliki fasilitas CCTV seperti titik nol Yogyakarta, Tugu Pal Putih, dan Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata (Dispar) DIY menekankan adanya mitigasi bencana terhadap kegiatan pariwisata yang digelar di DIY. Hal ini disampaikan Kepala Dispar DIY, Singgih Raharjo mengingat cuaca ekstrem yang melanda Indonesia, termasuk DIY saat ini.

Pasalnya, pelaksanaan kegiatan pariwisata memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kunjungan wisatawan di DIY. Saat ini, berbagai event pariwisata pun sudah mulai banyak digelar.

Baca Juga

"Memang akhir-akhir ini dari BMKG menyampaikan tentang cuaca ekstrem. Kita sampaikan ke teman-teman, khususnya penyelenggara event (adanya) kewaspadaan terhadap hal itu," kata Singgih di BPD DIY, Kota Yogyakarta, Rabu (12/10).

Singgih menegaskan, penyelenggaraan kegiatan pariwisata tidak ditunda maupun dihentikan meskipun adanya potensi cuaca ekstrem. Namun, diharapkan agar penyelenggaraan event pariwisata dapat mengedepankan keamanan dan kenyamanan wisatawan.  

"Ini kemarin sudah ada beberapa yang sudah merespon hal itu (terkait mitigasi), tentu kita tidak bisa meng-hold atau menahan teman-teman kreatif ini untuk melakukan aktivitas atau event yang saat ini ada," ujar Singgih.

Singgih pun tidak membatasi pelaksanaan kegiatan yang digelar di luar ruangan (outdoor). Namun, ia menyarankan agar pelaksanaan event pariwisata untuk dilakukan di dalam ruangan (indoor).

"Kalau memang bisa diupayakan indoor saya kira lebih bagus. Tapi, kalau dilakukan outdoor harus ada mitigasi plan A, plan B, plan C dan seterusnya," jelasnya.

Menurutnya, perlu kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem saat akan digelarnya event pariwisata. Kewaspadaan tersebut yakni dengan adanya mitigasi yang disiapkan sebelum digelarnya event-event tersebut.

"Misalnya kita bisa mengikuti perkiraan cuaca, situasinya seperti apa. Maka kemudian harus ada mitigasinya, jadi menyiapkan mitigasi sebelum melakukan aktivitas (itu perlu)," kata Singgih.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY memperkirakan adanya potensi cuaca ekstrem selama tiga hari yakni 10-12 Oktober 2021. Selama tiga hari tersebut diperkirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di wilayah DIY, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Selama adanya potensi cuaca ekstrem ini, berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang hingga puting beliung.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pun menyebut sudah menyiagakan personel dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota untuk menghadapi bencana yang dapat terjadi selama adanya potensi cuaca ekstrem ini.

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto mengatakan, relawan di berbagai wilayah di DIY juga sudah disiagakan untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem.

"Personel kalau hanya dari BPBD DIY tentu jumlahnya minim. Namun, teman-teman di kabupaten/kota ini juga kembali menyadarkan kesiapsiagaan dari relawan. Di DIY alhamdulillah relawan sangat banyak dengan berbagai macam nama," kata Lilik kepada Republika.

Ia pun meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem ini. Terutama masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana mengingat adanya potensi bencana yang timbul selama cuaca ekstrem.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement