Rabu 12 Oct 2022 17:47 WIB

Teras Cihampelas Masih Sepi Pengunjung, Pedagang: Dapat Rp 200 Ribu Sehari Susah

Pedagang sulit mendapatkan air bersih, tidak ada petugas keamanan dan sepi pengunjung

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna bersama dinas terkait menemui puluhan pedagang saat meninjau Teras Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (12/10). Ema mengumpulkan aspirasi dan keluhan para pedagang atas kurangnya fasilitas sarana dan prasarana skywalk yang telah berdiri sejak 2017 silam tersebut.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna bersama dinas terkait menemui puluhan pedagang saat meninjau Teras Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (12/10). Ema mengumpulkan aspirasi dan keluhan para pedagang atas kurangnya fasilitas sarana dan prasarana skywalk yang telah berdiri sejak 2017 silam tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna bersama Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Atet Dedi Handiman menemui puluhan pedagang di Teras Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (12/10/2022). Dalam tinjauannya, Ema mengumpulkan aspirasi dan keluhan para pedagang atas kurangnya fasilitas sarana dan prasarana skywalk yang telah berdiri sejak 2017 silam tersebut. 

Juminten, salah satu pedagang yang telah lima tahun berjualan di Teras Cihampelas mengatakan, sejak tiga tahun terakhir usahanya terus melempem. Hal ini disebabkan minimnya pengunjung di Teras Cihampelas. 

Baca Juga

“(Perbedaan omzet) Jauh, di bawah mah rame, di sini mah sepi banget. kalau dulu jualan nasi di bawah sehari bisa dapet Rp 1,5-2 juta, di sini mah sepi, Rp 200 ribu juga susah,” keluh Juminten saat ditemui Republika di kiosnya di Teras Cihampelas, Rabu (12/10/2022). 

Ibu berusia 65 tahun ini juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan sumber air di Teras Cihampelas. Menurutnya, meskipun fasilitas kamar mandi sudah tersedia, namun air belum bisa mengalir sehingga dia dan pedagang lainnya terpaksa harus turun ke bawah untuk mengambil persediaan air. 

“Disini juga susah air, masih kurang juga sumber airnya. masalah air mah sudah lama, selama pandemi pedagang kalau butuh air harus ambil ke bawah. bolak balik, ke toilet juga harus ke bawah, biasanya ke masjid. selama empat tahun begitu,” tuturnya.

Kios dagang Juminten juga sudah hampir 10 kali dibobol pencuri, terlebih saat masa awal pandemi. Menurutnya, sepinya pedagang juga tidak adanya petugas keamanan membuat banyak pencuri yang membobol paksa kios-kios pedagang, termasuk kiosnya.  “Kios saya sering (kemalingan), 10 kali ada, sampai ganti gembok terus, cape. makanya sekarang sering di bawa pulang dagangan tuh,” keluhnya. 

“Karena ga ada orang ya mungkin, jadi banyak yang diambil, kompor gas pada ilang. sampai sekarang juga kadang masih ada, tapi udah jarang karena udah ada yang jaga,” sambungnya.  

Kepala Dinas KUMKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman menjelaskan, persoalan air sejatinya melibatkan beberapa komponen, mulai dari tanki, mesin pompa dan aliran air di toilet-toilet. Belum tersediannya air di Teras Cihampelas, kata dia, disebabkan belum adanya pompa dorong dan tanki penampung air. 

“Kita sedang koordinasi dengan PDAM supaya ada airnya 24 jam, bertahap ya, mudah-mudahan sebelum tanggal 22, pekan depan sudah ada,” kata Atet saat ditemui di Teras Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (12/10/2022). 

Saat ditanya mengenai pengotimalan layanan keamanan, Atet meminta para pedagang untuk berinisiatif membentuk tim keamanan bahkan kebersihan. Dia juga menghimbau para pedagang untuk bersama merawat Teras Cihampelas dan tidak sepenuhnya bergantung pada Pemerintah Kota Bandung. 

“Jangan terlalu tergantung kita, nanti silahkan dibangun sendiri sistem keamanannya, kerja dengan linmas kecamatan kan bisa, untuk keamanan, kebersihan, itu nanti dari pelaku-pelaku usaha silakan swakelola,” kata Atet. 

“Nah kalau masalah major, seperti  perbaikan toilet, pemasangan tenda, itu bisa ke kita (Pemkot Bandung),” sambungnya. 

Dia menuturkan, hingga saat ini, pedagang di Teras Cihampelas telah terdata sebanyak 50 pedagang, atau kurang 142 pedagang lagi dari kouta kios yang tersedia. Atet berharap nantinya akan lebih banyak lagi pedagang yang memutuskan untuk mengisi kios-kios dagang di Teras Cihampelas. 

“Awalnya ada 192 pedagang, lalu ada pandemi dan segala macam, lalu jadi 17, setelah revitalisasi, ini sudah ketiga kali, kemarin Sekda meminta dinas KUKM, untuk melihat respons pedagang, kalau kemarin hanya 50 yang bersedia. Masih ada yang berjualan di bawah, nanti akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar pengoptimalan Teras Cihampelas bisa secepatnya terwujud,” pungkasnya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement