REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menargetkan pembangunan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok dapat segera dilakukan. Terminal Kalibaru dibutuhkan untuk membangun kapasitas secara bertahap dalam mengantisipasi pertumbuhan arus peti kemas dan kargo di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Lelang (Terminal Kalibaru) lelang baru selesai, kemungkinan bisa jalan paling sekitar akhir bulan ini (Oktober) baru konstruksi,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono saat ditemui di Kantor Pusat Pelindo, Rabu (12/10/2022).
Arif menjelaskan seharusnya Terminal Kalibaru selesai pembangunanya sebelum 2020 namun terjadi perlambatan. Selain itu juga dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19.
“Mungkin kalau tidak ada Covid-19, Tanjung Priok sudah macet. Karena antara kapasitas dan trafik di atas 70 persen sekitar 2018-2019. Nah kalau tidak ada Covid-19 terus naik, ini Priok sudah mendekati kapasitas,” jelas Arif.
Arif menjelaskan, Pelabuhan Tanjung Priok perlu kapasitas tambahan untuk mengantisipasi kapal yang jadwalnya tidak menentu. Dia menegaskan hal tersebut perlu diantisipasi dan harus segera ditangani.
“Karena kapal kan suka delay artinya nanti waktu masuknya akan bersamaan. Itu lah harus ada kapasitas tambahan yang dijaga 20 sampai 25 persen,” tutur Arif.
Pelindo juga saat ini akan mengembangkan Akses Timur Pelabuhan New Priok (NPEA). Akses tersebut menghubungkan Terminal Kalibaru, Tanjung Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC).
Akses baru tersebut diharapkan akan semakin melengkapi peran JTCC dalam memberikan kemudahan dan kelancaran arus barang dari hinterland ke Pelabuhan dan sebaliknya. Dengan begitu dapat memberikan layanan logistik yang lebih reliable dan efisien.