Rabu 12 Oct 2022 21:11 WIB

11 Kapal Pengangkut Gandum Kembali Tinggalkan Ukraina

Pengiriman ini merupakan bagian dari kesepakatan yang dimediasi Turki dan PBB.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Sebelum perang, Ukraina dipandang sebagai lumbung roti dunia, mengekspor 4,5 juta ton hasil pertanian per bulan melalui pelabuhannya. Jutaan ton biji-bijian telah terjebak karena penyumbatan Rusia sejak Februari. Di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB bulan lalu, Rusia setuju untuk tidak menargetkan kapal yang sedang transit, dan kapal gandum mulai meninggalkan Ukraina karena harapan tumbuh untuk stabilitas ekspor.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Sebelum perang, Ukraina dipandang sebagai lumbung roti dunia, mengekspor 4,5 juta ton hasil pertanian per bulan melalui pelabuhannya. Jutaan ton biji-bijian telah terjebak karena penyumbatan Rusia sejak Februari. Di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB bulan lalu, Rusia setuju untuk tidak menargetkan kapal yang sedang transit, dan kapal gandum mulai meninggalkan Ukraina karena harapan tumbuh untuk stabilitas ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Kementerian Pertahanan Nasional Turki mengatakan bahwa sebanyak 11 kapal telah meninggalkan pelabuhan Ukraina di bawah kesepakatan ekspor biji-bijian, Rabu (12/10/2022). Pengiriman ini merupakan pengirim lanjutan dari pelabuhan Ukraina seperti yang direncanakan.

Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul pada 22 Juli untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina. Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari pengiriman ekspor gandum dihentikan sementara.

Baca Juga

Pusat Koordinasi Gabungan dengan pejabat dari tiga negara dan PBB didirikan di Istanbul untuk mengawasi pengiriman. Sejak kapal pertama meninggalkan Ukraina berdasarkan kesepakatan pada 1 Agustus, lebih dari 300 kapal dengan lebih dari 7 juta ton produk pertanian telah meninggalkan pelabuhan.

Ketegangan Rusia-Ukraina masih berlanjut hingga kini. Awal pekan ini Rusia memborbardir sejumlah kota di Ukraina termasuk di ibu kota Kiev. Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap serangan itu sebagai tanggapan pengeboman jembatan yang menghubungkan Rusian dan Krimea oleh Ukraina.

Akibat serangan Rusia ke kota-kota Ukraina, negara-negara kelompok 7 (G7) mengadakan pertemuan virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Negara-negara G7 pun berkomitmen mendukung Ukraina mulai dari persenjataan hingga militer.

n ferginadirab

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement