REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adopsi teknologi digital pada sektor pertanian mendukung upaya-upaya untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan atau sustainable agriculture.
"Adopsi teknologi digital dapat membantu memitigasi berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian dalam beberapa tahun terakhir, seperti semakin berkurangnya luas lahan dan krisis iklim. Kedua hal ini menyebabkan banyak hal, misalnya saja bencana alam yang membuat petani harus menunda musim tanam dan panen,” kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi, dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).
Tantangan pertama adalah belum diprioritaskannya adopsi teknologi digital di sektor pertanian oleh pemerintah. Menurut dia, terlihat dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2020-2024 yang belum secara spesifik menjabarkan strategi untuk adopsi teknologi digital. Akibatnya, dukungan pemerintah untuk program-program tersebut masih terbatas dan tidak merata.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kementan dan kementerian terkait perlu segera menyusun prioritas mengenai pengenalan teknologi digital untuk sektor pertanian.