Rabu 12 Oct 2022 22:10 WIB

Akuisisi SMBR Perkuat Peluang Pasar SMGR di Sumatra

Akuisisi SMGR perkuat kekuatan SMGR di Sumatra bagian selatan

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Semen Baturaja. Akuisisi atas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) disebut akan mendongkrak kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk ke depannya. Konsolidasi ini bisa menjadi peluang bagi SMGR untuk memperkuat pasar di Sumatra.
Foto: Republika/Maspril Aries
Semen Baturaja. Akuisisi atas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) disebut akan mendongkrak kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk ke depannya. Konsolidasi ini bisa menjadi peluang bagi SMGR untuk memperkuat pasar di Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akuisisi atas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) disebut akan mendongkrak kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk ke depannya. Konsolidasi ini bisa menjadi peluang bagi SMGR untuk memperkuat pasar di Sumatra. 

"Kami pikir konsolidasi tersebut menambah pijakan kuat SMGR di Sumatra, terutama di bagian selatan," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni dalan risetnya dikutip Rabu (12/10).

Akuisisi SMBR oleh SMGR merupakan bagian dari reformasi BUMN yang digagas sejak 2019 oleh Kementerian BUMN. BUMN di sektor tersebut didorong untuk melakukan konsolidasi dengan tujuan memperkuat sumber daya dan kapasitas keuangan, meningkatkan efisiensi dan menghindari kanibalisasi antar BUMN.

Hingga Maret 2022, pemerintah telah melakukan perampingan menjadi 41 perusahaan BUMN dari 142 di tahun 2019. SMBR adalah salah satu produsen semen milik negara dengan kapasitas mencapai 3,85 juta ton per tahun. SMBR mengoperasikan tiga pabrik aktif, dua diantaranya di Sumatra Selatan dan satu lainnya Lampung.

Menteri BUMN menyebutkan akuisisi tersebut bertujuan untuk memperluas kekuatan SMGR di pasar Sumatra bagian selatan. Langkah ini juga memungkinkan SMGR untuk lebih fokus pada daerah lain dan pasar ekspor.

Sebagai catatan, SMGR dan SMBR memegang pangsa kapasitas produksi sebesar 65 persen dan 24 persen masing-masing di Sumatera. Dengan membandingkan secara kasar volume konsumsi semen dan kapasitas produksi per wilayah, Sumatera memegang tingkat utilisasi tertinggi.

"Karena sifat berat produk semen, produsen semen dengan jarak terdekat dengan pasar penjualan akan sangat disukai karena biaya pengiriman menjadi lebih rendah," kata Emma.

Berdasarkan hasil semester pertama 2022, SMBR diperkirakan akan menghasilkan laba bersih tahunan sebesar Rp 32 miliar atau minus 39 persen YoY. Namun, Emma percaya angka tersebut akan lebih tinggi mengikuti realisasi semester kedua yang lebih tinggi secara musiman.

Untuk keperluan akuisisi ini, SMGR kemungkinan akan melakukan rights issue di sekitar kuartal ketiga 2022. "Kami percaya, transaksi dengan diskon ini akan mempertahankan valuasi menarik SMGR," kata Emma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement