REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala Museum Nasional dan Cagar Budaya Sri Hartini mengatakan generasi milenial mendominasi jumlah pengunjung Museum Nasional Indonesia, Jakarta sering dengan adanya tren berbagi di media sosial.
"Pengunjung milenial semua karena mereka selama pandemi haus tidak bisa keluar dan justru ada konten. Anak milenial ini membuat konten dan menyebarkan melalui social media," katanya di Jakarta, Rabu (12/10/20220.
Sri mengatakan pengunjung milenial bahkan datang ke museum dengan menggunakan pakaian yang rapi, sopan bahkan melakukan riasan wajah karena akan membuat konten di museum.
Pihaknya mencatat jumlah pengunjung Museum Nasional Indonesia pada akhir pekan berkisar 2.500-3.000 pengunjung dan 1.200-1.300 pengunjung pada hari kerja. Bahkan pernah tercatat mencapai 5.500 pengunjung pada masa pandemi COVID-19 yang didominasi oleh generasi milenial.
Meningkatnya kunjungan generasi milenial tersebut salah satu dampak dari Museum Nasional Indonesia yang mulai berbenah dengan mulai memperhatikan kondisi dan fasilitas museum sehingga lebih ramah milenial.
"Kita membuat wahana berupa pameran berbentuk imajinasi melalui gambar dan koleksi yang ada di Museum Nasional. Kita sudah punya itu dan ternyata setelah kita evaluasi, daya tarik milenial adalah itu," ujarnya.
Museum Nasional, lanjutnya, juga memperhatikan kenyamanan pengunjung dengan menyediakan banyak tempat duduk di ruang pameran, monitor, suhu AC yang dingin dan menjaga kebersihan. "Disamping juga berbenah dari sisi internal dengan meningkatkan capacity building mulai dari Kepala Museum hingga petugas kebersihan," katanya.
"Termasuk cara senyum dan memberikan informasi. Cleaning service itu saya periksa sampai ke toilet dan tempat parkir bersih atau tidak," ucap dia.
Selain itu, Museum Nasional juga bertekad untuk mengubah image museum dari tempat koleksi menjadi tempat yang sesuai dengan fungsi sebenarnya, yakni sebagai tempat edukasi, menimba pengetahuan, penelitian, pengkajian dan tempat pariwisata.
"Image yang mungkin sebagian besar bahwa museum itu hanya tempat menyimpan koleksi. Bagaimana kita harus menghilangkan image itu sehingga museum itu betul betul sesuai dengan fungsinya," ujarnya.