Bantul Perkuat Industri Jamu untuk Peningkatan Kesehatan dan Ekonomi
Red: Muhammad Fakhruddin
Bantul Perkuat Industri Jamu untuk Peningkatan Kesehatan dan Ekonomi (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Maulana Surya
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkuat industri jamu rakyat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan ekonomi pelaku industri kreatif itu.
"Hari ini kami di Kiringan, Canden, yang merupakan sentra industri jamu rakyat yang sudah berkembang sejak puluhan, bahkan ratusan tahun lalu, sehingga penguatan jamu di Bantul ini telah kami tetapkan sebagai salah satu inovasi daerah," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam kunjungan ke sentra industri jamu Dusun Kiringan, Canden, Bantul, Rabu (12/10/2022).
Dia mengatakan, inovasi daerah dalam industri jamu yang dikembangkan Dinas Kesehatan Bantul itu disebut Seroja (Sehat Ekonomi Kuat, Karo Jamu), yang berhasil masuk 45 Top Inovasi Pelayanan Publik Nasional kategori Ketahanan Institusi Publik di Masa Pandemi dan Antisipasi di Masa Pascapandemi COVID-19.
"Oleh karena itu kita semuanya berharap bahwa pengembangan jamu di Kabupaten Bantul tidak hanya untuk kepentingan peningkatan kesehatan saja, tetapi juga peningkatan ekonomi," katanya.
Dia mengatakan, Kabupaten Bantul ini merupakan salah satu kabupaten kreatif di Indonesia, dan pada tahun 2017, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menganugerahkan Bantul sebagai kabupaten atau kota kreatif terkuat di Indonesia.
"Sebagai kota kreatif di Indonesia, Bantul ini sesungguhnya hanya bermodalkan kreativitas, karena hampir seluruh bahan baku yang diperlukan bagi industri kreatif di Bantul didatangkan dari luar daerah," katanya.
Dia mencontohkan, Bantul punya industri rakyat jamu di Dusun Kiringan, yang memerlukan bahan baku kunyit, asam, kapulogo, cengkeh, jahe, temulawak dan sebagainya, namun bahan baku itu tidak semuanya dari Bantul, melainkan dari luar Bantul.
Dia mengatakan, kemudian Bantul punya sentra industri anyaman bambu di Munthuk, Dlingo, yang bambunya tidak dari Bantul, kemudian industri kulit di Manding, bahan baku dari luar daerah, juga industri gerabah di Kasongan, yang tanah liatnya mendatangkan dari luar daerah.
"Pendek kata, sebagai kabupaten kreatif yang menggerakkan roda industri rakyat, Bantul ini tidak memiliki bahan baku yang diperlukan bagi aktivitas perputaran industri kreatif, tetapi Alhamdulillah dengan kreativitas warga Bantul, sektor industri kreatif telah menempati rangking pertama di dalam PDRB Bantul," katanya.
Dia mengatakan, setelah sektor industri kreatif, kemudian sektor pertanian dan yang ketiga sektor pariwisata, sehingga pihaknya meyakini, bahwa untuk hidup untuk mengembangkan daerah itu yang harus dimiliki adalah daya kreativitas dan inovasi, bukan bahan baku, karena bahan baku bisa didatangkan dari mana saja.
"Dengan demikian maka sektor industri kreatif kita ini ke depan terus kita kembangkan dan telah kita tetapkan di dalam sektor prioritas unggulan dalam RPJMD Kabupaten Bantul yang hari ini terus kita kuatkan ekosistemnya," katanya.