REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam konteks konflik Rusia-Ukraina, Indonesia yang menganut dan menjunjung tinggi prinsip bebas aktif dalam hubungan luar negeri dengan tegas memperjuangkan pentingnya penghormatan terhadap norma hukum internasional dan mengedepankan perundingan serta diplomasi demi tercapainya perdamaian dan menolak peperangan. Dalam kaitan tersebut, Universitas Nasional (Unas) bersama Kedutaan besar Polandia dan Ukraina menyelenggarakan peace exhibition sebagai wujud Universitas Nasional dalam mendukung perdamaian.
Pameran ini diisi oleh gambar hasil karya anak-anak dari sekolah dan panti asuhan dari Indonesia, Ukraina dan Polandia. “Sebagai institusi akademik dan ilmiah, Universitas Nasional selalu mengikuti dan mengamati pergerakan dunia, dan kami selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kemanusiaan. Oleh karena itu, kami mendukung pameran perdamaian yang menunjukkan kepada dunia bagaimana anak-anak berpikir tentang perang,” ujar Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja sama Profesor Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. dalam sambutannya pada pembukaan Peace Exhibition, Rabu, (12/10/2022).
Pameran yang berlangsung selama 10 hari (12-21 Oktober 2022), diselenggarakan di gedung seminar Lantai 2 Universitas Nasional, memamerkan 27 gambar dari tiga sekolah dan 1 panti asuhan di Indonesia sementara dari Polandia ada 90 gambar dan Ukraina 47 gambar.
Profesor Erna mengatakan melalui karyanya, anak-anak berupaya mengajak untuk sama-sama merasakan emosi mereka tentang dampak negatif adanya perang. “Ragam emosi anak-anak tercermin dalam gambar, dari ketakutan dan keputusasaan, hingga harapan dan keyakinan pada kemenangan, bersaksi tentang satu hal anak-anak tidak boleh menderita karena perang, mereka pantas mendapatkan kebahagiaan dan cinta,” katanya.
“Perang dari sudut pandang anak selalu terlihat sama. Seperti yang bisa kita lihat dalam gambar nanti, mereka menggambar tank, pesawat menjatuhkan bom, kebakaran dan ledakan. Mereka menggambar yang terluka dan mati, rumah-rumah yang hancur, kuburan. Mereka menggambar diri mereka sendiri dan keluarga mereka, mereka menarik evakuasi dan melarikan diri. Tetapi mereka juga menarik harapan dan impian mereka untuk masa depan. Dunia yang indah dan damai,” ungkap Profesor Erna.
Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczynska mengatakan, perang dapat merugikan berbagai pihak khususnya warga negara yang mengalami perang. Adanya perang dapat menyebabkan korban jiwa dan kelaparan. Dalam hal ini, anak-anak menjadi korban yang paling banyak jika perang terjadi secara berkepanjangan.
Lebih lanjut, Stoczynska mengungkapkan bahwa gambar yang dibuat oleh anak-anak adalah wujud solidaritas kepada anak-anak yang menjadi korban perang. “Apa yang digambarkan bisa dilihat sekarang bukan imajinasi itu benar-benar terjadi. Dan untuk perang di Ukraina sendiri sudah terjadi selama sembilan bulan dan anak-anak mengalaminya. Oleh karena itu, anak-anak menggambar sebagai wujud solidaritas kepada korban,” ungkapnya, seperti dalam siaran pers.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah Polandia menerima warga Ukraina yang terdampak perang. Pemerintah Polandia juga berupaya memberikan fasilitas sekolah kepada anak-anak warga Ukraina agar dapat melanjutkan pendidikannya serta memberikan fasilitas kesehatan. “Oleh karena itu, marilah dalam kesempatan yang baik ini dengan pameran perdamaian kita akan mencoba menghapuskan perang,” ucap Stoczynska.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Dr Vasyl Hamianin mengatakan bahwa perang yang terjadi merupakan hal yang menyakitkan bagi semua orang. Oleh karena itu, kemanusiaan dan perdamaian menjadi hal yang perlu dikedepankan oleh berbagai pihak.
Vasyl pun menuturkan, anak-anak tidak akan menjadi korban dari peperangan jika unsur perdamaian dan kemanusiaan dijunjung tinggi. “Kehidupan anak-anak seharusnya menjadi fase terindah dengan keceriaan dan mengalami kesenangan namun hal itu sirna ketika perang terjadi dan harapan dari saya, anak-anak mendapatkan kehidupannya yang damai seperti sebelum perang terjadi,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ia pun memuji anak-anak yang menunjukkan solidaritasnya kepada anak-anak di Ukraina dengan menggambar terkait dengan perang. Vasyl pun berharap dengan adanya pameran ini dapat mencerminkan pemikiran dan emosi tentang perang itu sendiri dan misi perdamaian dapat terwujud. “Mari kita berdoa untuk perdamaian diseluruh dunia,” ungkapnya.
Pameran yang mengusung tema “Building World Peace: Message From The Children” ini, turut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Unas Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., Kepala Biro Administrasi Kerja sama Unas Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si., Kepala Divisi Kerja sama Luar Negeri Kantor Kerja sama Internasional Unas Dra. M.A. Inez Sapteno, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Unas Dr. Drs. Somadi Sosrohadi, M.Pd., Dekan Fakultas Biologi Unas Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si. dan anak-anak beserta guru pendamping yang ikut berpartisipasi.