Jumat 14 Oct 2022 00:35 WIB

Saudi Bantah Motif Politik di Balik Pengurangan Produksi Minyak

Arab Saudi tidak mempolitisasi minyak

Logo OPEC
Foto: AP Photo/Ronald Zak
Logo OPEC

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Arab Saudi pada Rabu (12/10/2022) membantah tuduhan motif politik di balik keputusan pemangkasan produksi 2 juta barel per hari oleh kelompok penghasil minyak OPEC+.

"Arab Saudi tidak mempolitisasi minyak. Kami tidak menjadikannya sebagai senjata. Kami menganggap minyak sebagai komoditas kami. Tujuan kami yakni membawa stabilitas ke pasar minyak," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir kepada CNN.

Ia menambahkan bahwa keputusan itu murni ekonomi "untuk mempertahankan stabilitas di pasar minyak."

"Arab Saudi mengambil sisi untuk berupaya memastikan stabilitas di pasar minyak," kata al-Jubeir, menambahkan bahwa mereka tidak memihak Rusia atas isu ini.

Pada Selasa Presiden AS Joe Biden memperingatkan Arab Saudi akan menghadapi konsekuensi dari pemangkasan produksi minyak dan Washington akan "memikirkan kembali" kemitraannya dengan Riyadh.

"Bakal ada beberapa konsekuensi atas apa yang telah mereka lakukan dengan Rusia," kata Biden saat wawancara dengan CNN.

Pernyataannya muncul setelah pada 5 Oktober Organisasi Negara-negara Penghasil Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dikenal OPEC+, memutuskan untuk memangkas produksi 2 juta barel per hari mulai November.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement