REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membuka Kantor Cabang Pembantu (KCP) di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna memaksimalkan layanan jasa dan produk perbankan syariah kepada seluruh stakeholder dan masyarakat. Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (13/10/2022), menyampaikan KCP ini merupakan hasil dari relokasi dari kantor BSI KCP Jakarta Bendungan Hilir 1.
Pihaknya akan merelokasi 132 outlet dan cabang pada tahun ini sebagai bagian dari strategi untuk lebih mendekatkan perseroan dengan masyarakat. "Relokasi ini merupakan bentuk strategi BSI dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat dengan memindahkan lokasi cabang ke lokasi yang strategis, namun bagi BSI merupakan daerah blankspot outlet BSI termasuk di Gedung Bursa Efek Indonesia," kata Bob.
Dia melanjutkan relokasi dilakukan terhadap KCP yang produktivitasnya masih rendah karena jarak yang berdekatan, sehingga, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi dari sisi pengumpulan dana masyarakat, penyaluran pembiayaan, dan juga peningkatan fee based income.
Dia berharap upaya ini dapat mempermudah akses layanan BSI sebagai one stop financial solution kepada nasabah maupun masyarakat, sejalan dengan misi perseroan untuk memberikan akses solusi keuangan syariah. "Relokasi yang BSI lakukan juga merupakan langkah mewujudkan komitmen BSI dalam menciptakan produk dan layanan yang berkelanjutan serta bermanfaat untuk nasabah, serta sebagai bukti kesungguhan BSI dalam mewujudkan bank syariah yang inklusif, modern, dan inovatif di Indonesia yang akan menjadi energi kebaikan untuk ekonomi Indonesia," kata Bob.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan saat ini pengembang investor syariah masih sangat sedikit jumlahnya di bursa. Dengan itu, dia berharap ke depan BSI dapat bersama-sama dengan BEI untuk meningkatkan jumlah pengembang dan investor syariah di Indonesia.
"Kami juga doakan semoga right issuenya sukses tahun ini, karena bagi kami juga butuh right issue makin banyak makin likuid. Sebagai informasi pak, investor kita itu paling banyak 9,7 juta, investor syariah kita 4 juta. Artinya mereka butuh BSI dan juga mereka butuh produk juga untuk pendapatan dananya," kata Iman.
Sebagai informasi, aset bank berkode saham BRIS ini tumbuh sebesar 12,46 persen secara yoy menjadi Rp277,34 triliun pada semester I-2022, serta efektivitas dan efisiensi biaya juga meningkat dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50 persen.
Selain itu, pembiayaan perseroan secara keseluruhan tumbuh 18,55 persen yoy menjadi Rp 191,29 triliun pada semester I-2022, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13,07 persen yoy menjadi Rp244,66 triliun.