Kamis 13 Oct 2022 21:17 WIB

IDAI: Penyebab Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak Belum Selesai Diinvestigasi

Kemenkes masih mempelajari dan menelusuri kasus ginjal akut anak di Indonesia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Kemenkes masih mempelajari dan menelusuri kasus ginjal akut anak di Indonesia.
Foto: www.freepik.com.
Kemenkes masih mempelajari dan menelusuri kasus ginjal akut anak di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta mengatakan, penyebab kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak belum bisa diketahui pasti. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih mempelajarinya dan masih menelusurinya.

"Dari Kemenkes masih belum selesai investigasi," kata Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga

Terpisah, dokter Denta menilai penyebab pasti kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak-anak di Tanah Air masih perlu dilacak lebih lanjut. "Karena produk-produk yang dicurigai mengandung etilen glikol tidak dijual untuk pemakaian anak-anak di Indonesia," ujarnya kepada Republika.

Terkait kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia mirip dengan kasus di Gambia, Afrika Barat, Denta mengaku negara tersebut sudah mengarah kesitu. "Namun, Indonesia tak mengalaminya," katanya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab kasus gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak-anak. Namun, dugaan awal kasus ini dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. 

Dugaan tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang memiliki kasus serupa. Di Gambia, 69 anak meninggal karena kasus gagal ginjal karena mengonsumsi obat batuk produksi India yang mengandung senyawa kimia tersebut. Untuk memastikannya, saat ini Kemenkes sedang berkoordinasi dengan ahli dari organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) yang melakukan investigasi kasus serupa di Gambia.

  1. Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan sirup obat untuk anak yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol di Gambia, Afrika, tidak beredar di Indonesia. Perlu diketahui, sirup obat untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO, terdiri dari Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement