Jumat 14 Oct 2022 09:19 WIB

Kiat Mengatasi Dampak Psikologis Akibat Perselingkuhan

Jika trauma akibat perselingkuhan tak kunjung mereda, carilah penanganan profesional

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Christiyaningsih
Jika trauma akibat perselingkuhan tak kunjung mereda, carilah penanganan profesional. Ilustrasi.
Foto: www.freepik.com
Jika trauma akibat perselingkuhan tak kunjung mereda, carilah penanganan profesional. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Nurul Hartini mengatakan, sekecil apa pun tindakan perselingkuhan dapat menyebabkan dampak psikologis bagi pasangan yang diselingkuhi. Dalam pemaknaannya, perselingkuhan tidak hanya dikaitkan dengan aktivitas seksual, tapi mencakup aktivitas ketidakjujuran maupun penyelewengan terhadap pasangan.

“Setiap kejadian yang tidak diinginkan dapat menimbulkan situasi stres yang secara psikologis tidak sehat. Namun sekali lagi apabila dikatakan traumatis, maka kita harus mengaitkannya terhadap kualitas dan kuantitas kejadian,” kata Nurul, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga

Nurul menjelaskan untuk mengatasi kondisi tersebut strategi coping dapat dilakukan secara efektif. Coping merupakan respons pikiran dan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi konflik yang muncul akibat kejadian yang dialami. Dukungan sosial dari orang-orang terdekat juga sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan emosional.

“Jika merasa belum membaik, maka dibutuhkan penanganan yang lebih profesional. Jadi disarankan untuk melakukan konsultasi ke psikolog,” ujarnya.

Nurul mengungkapkan,banyak alasan mengapa seseorang berselingkuh. Mulai dari fisik, finansial, psikologis, bahkan budaya. Bahkan, kata dia, ada beberapa kelompok yang justru menganggap perselingkuhan merupakan sebuah peningkatan harga diri, sehingga perselingkuhan menjadi hal-hal yang ditoleransi meski melanggar nilai dan norma.

Nurul pun menyarankan untuk selalu menjadi pribadi yang teguh dalam memegang komitmen, utamanya pada hubungan yang telah diresmikan oleh ikatan suci. “Sekali kita melanggar, pastinya akan sangat sulit membangun kembali kepercayaan pasangan," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement