Hadapi Potensi Bencana, Jateng Konsolidasikan Kekuatan Stakeholder Kebencanaan
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memberikan pengarahan saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapai Ancaman Bencana pada Musim Penghujan 2022- 2023, yang dilaksanakan di halaman kantor Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (14/10). | Foto: Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kecepatan informasi dan respons cepat akan menjadi kunci pencegahan dan penanganan kebencanaan di Jawa Tengah. Untuk itu, seluruh elemen tanggap bencana harus solid. Pun demikian instansi pendukung penanganan kebencanaan.
Hal ini ditegaskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapai Ancaman Bencana pada Musim Penghujan 2022-2023, yang dilaksanakan di halaman kantor Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (14/10/2022).
Menurut gubernur, pemetaan wilayah-wilayah rawan kebencanaan yang ada di Jawa Tengah juga penting dilakukan. Jika potensi kebencanaan di suatu daerah telah terpetakan, pasokan data cuaca dan kesiapan personel penanganan kebencanaan harus dikuatkan.
Maka, informasi menjadi penting, seperti informasi seputar curah hujan yang dikeluarkan BMKG, informasi kondisi tanah yang dari badan geologi termasuk dari Dinas ESDM maupun informasi terkait kerawanan bencana lainnya.
Informasi tersebut harus diterbitkan atau disebarkan secepat mungkin sehingga mampu memunculkan awareness (kepedulian) untuk mewaspadai bebagai potensi bencana alam yang bisa terjadi.
"Oleh karena itu, kawan-kawan relawan, bahkan para kepala desa (kades) juga penting untuk mengetahui, supaya responsnya bisa dilakukan dengan cepat, manakala bencana alam yang tidak diinginkan terjadi," kata gubernur.
Hari ini, Pemprov Jawa Tengah menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana pada musim penghujan 2022-2023. Apel ini diikuti 200 personel, mulai dari Basarnas, BPBD, Dinas Sosial, PMI, Baznas, BMKG, Dinas PU SDA, Dinas ESDM, Pramuka dan TNI/Polri.
Selain itu juga sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) peduli bencana hingga relawan tanggap bencaana. "Karena respons cepat akan menjadi kunci dari langkah-langkah untuk mencegah dan menangani dampak bencana alam,” lanjutnya.
Gubernur juga menyampaikan, apel kesiapsiagaan ini digelar untuk memastikan kesiagaan instansi terkait. Maka gubernur juga berpesan agar personel dan peralatan serta logistik disigakan.
Maka apel siaga hari ini semua perwaklan relawan, dinas, dan stakeholder kebencanaan lainnya diundang, termasuk berbagai peralatan, arana dan prasarana untuk mendukung operasi penanganan kebencanaan.
Sehingga pada saat akan digunakan sarsana dan prasarana serta peralatan pendukung tersebut dapat berfungsi dengan optimal. Demikian halnya dengan logistik juga penting disiapkan dengan sebaik- baiknya guna mendukung respon cepat.
"Selain itu, saya juga berharap, masyarakat di Jawa Tengah juga diminta untuk menghidupkan kembali kearifan local berupa ilmu titen (membaca tanda-tanda alam) sebagai nilai lokal untuk mengantisipasi ancaman bahaya bencana alam," kata Ganjar.