REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (14/10/2022) sore bergerak melemah dipicu pelaku pasar yang masih menghindari aset berisiko. Rupiah ditutup melemah 65 poin atau 0,43 persen ke posisi Rp 15.427 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.362 per dolar AS.
"Saya melihat investor cenderung masih menghindari rupiah oleh ekspektasi inflasi Indonesia yang akan meningkat," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Menurut dia, rupiah juga gagal menguat di tengah sentimen risk on di bursa global dan pelemahan dolar AS. Walau sebenarnya, lanjutnya, data inflasi AS semalam seharusnya semakin menguatkan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed.
"Namun reaksi sesaat pasar dengan aksi sell the newsjustru melemahkan dolar AS. Rupiah yang telah melemah di awal perdagangan, semakin melemah setelah dolar AS rebound di sore hari," ujar Lukman.
Indeks harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada September dan memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps). Indeks harga konsumen naik 0,4 persen bulan lalu setelah naik 0,1 persen pada Agustus. Secara tahunan, indeks harga konsumen meningkat 8,2 persen setelah naik 8,3 persen pada Agustus.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 15.365 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.365 per dolar AS hingga Rp 15.428 per dolar AS. Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp 15.390 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 15.357 per dolar AS.